JAKARTA - Mendapat kesempatan berangkat ke markas Ferrari tentu menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Ramdhani, mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Sepulangnya dari Maranello, Italia, Ramdhani membawa banyak ilmu dan cerita. Saat ditemui di Mera Delima, Jakarta, Jumat (10/3/2017), ia berbagi soal pengetahuan yang didapat dalam hal mendesain mobil.

Selama beberapa hari di markas Ferrari, dia dan sembilan anggota Tim Bumi Siliwangi UPI Bandung diberi workshop singkat.

"Mereka memberi ilmu soal mendesain mobil dan meningkatkan aerodinamika. Kita jadi tahu bahwa banyak aspek detail yang mempengaruhi, bahkan stiker yang ditempel tak merata dengan body juga punya pengaruh," kata dia.

Tim Bumi Siliwangi yang turut membawa Turangga Cheta Ev4 untuk dites di sana pun mendapat input.

Hasil evaluasi produsen berlambang kuda jingkrak itu diterapkan pada Turangga Cheta Ev5, yang tahun ini kembali turun di Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2017 Singapura.

"Beberapa aspek kami ubah misalnya body yang sebelumnya menggunakan serat karbon lapis kini sudah full cetak," paparnya.

Sehinga kata Ramdhani, bobotnya lebih ringan 50 persen, sementara sejumlah spesifikasi teknis masih dipertahankan.

Namun, yang membuat Ramdhani dan tim bangga adalah ketika bos riset dan pengembangan produk Ferrari angkat topi dengan sistem kopling otomatis.

"Dia salut sama kopling otomatisnya. Dia mengira kita pakai freewheel kayak sepeda. Ternyata cara kerja lebih bagus dari itu. Kita buat agar gir dan poros ban bebas untuk menghilangkan gesekan. Pas dia tahu itu, dia angkat tangan," ceritanya bangga.

Adapun, Turangga Cheta Ev5 masih turun di kelas urban city. Mobil mungil berdimensi panjang 2.300 mm, 1.050 mm, dan tinggi 1.250 mm. Mobil dengan bobot 95 kilogram ini mengandalkan motor listrik, rantai sebagai penyakur tenaga, dan menggunakan rem hidrolik.

Sementara itu, ESM Asia bakal makin sengit. Turanggu Cheta Ev5 bakal bersaing untuk menjadi yang paling irit dengan urban city bermesin bensin, ethanol, dan Diesel.

Tim Bumi Siliwangi Team 4 mengharapkan mobil baru mereka bisa lebih jauh melaju. "Kami harapkan di Singapura kami bisa mencapai 200 km/kwh atau lebih," ucap Ramdhani. ***