MEDAN - Pipa gas milik PT Pertagas kembali bermasalah pada awal Maret 2017 ini. PT PLN mencatat sudah empat kejadian serupa terjadi dan berakibat pada pemadaman listrik di sejumlah wilayah di bawah PLN Pembangkitan Sumbagut

Masalah ini ternyata mendapat perhatian serius dari direksi PT PLN Pusat. Direktur Regional Wilayah Sumatera PT PLN Amir Rosidin menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan evaluasi dan memberikan peringatan (warning) kepada PT Pertagas.

Bahkan, Dirut PT Pertagas sudah bertemu langsung dengan dirinya terkait masalah itu. Amir mengatakan bahkan pihaknya sudah menyampaikan hasil evaluasi dan warning direksi kepada anak perusahaan gas milik PT Pertamina itu termasuk jangan sampai kejadian serupa kelima kali tidak terulang.

"Itu terjadi masalah pada April 2016, kemudian pada Agustus 2016. Lalu, pada 1 Januari 2017 malam pergantian tahun, dan keempat pada Maret ini, awal bulan. Itu terjadi, tiba-tiba gasnya tertutup akibat katup," kata Amir.

Amir menjelaskan PLN meminta kepada PT Pertagas untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi apa dan segera ditangani dan diketahui bahwa adanya masalah teknis. Upaya yang dilakukan Pertagas dengan menempatkan petugas di Pangkalan Brandan datang ke Belawan untuk tangani masalah itu.

"Selama ini, tidak ada petugas di Belawan. Bagaimana ini supaya tidak terjadi lagi. Bisa jadi dibuat apakah dengan by pass manual. Atau sesuatu cara dilakukan dengan manual tidak perlu otomatis lagi seperti saat ini yang bermasalah," ujarnya.

Selama ini, jelas dia, sisanya hanya cadangannya 5% dari Pangkalan Susu itu 200 MW dan Nagan Raya itu 100 MW. Jadi, kalau ada apa-apa kan di Sumut bisa krisis listrik akibat itu.

"Saat ini kita meningkatkan kapasitasnya dari Sarulla 110 MW, Merine Vassel Juni akan beroperasi dan Mei nanti datang.

Sarulla itu akan masuk lagi 110 MW di November. Jadi kita dapat tambahan totalnya 460 MW masuk ke Sumut," jelasnya.

Dia menjelaskan saat ini Arun juga sedang dibangun dan tahun 2018 nanti akan masuk 250 MW kapasitas daya yang bisa dibawa dari Selatan. Karena banyak pembangkit disana murah-murah dengan bahan bakar batubara.

"Kalau di sana batubara itu murah hanya dengan cost 6 sen. Harga bahan bakar itu, jatuhnya murah hanya Rp 718 per kwh listriknya. Dengan toll listrik itu, sampai September 2017 akan sampai Binjai sepanjang 1.200 KM.

Saat ini kita fokus pada peningkatan kapasitasnya. Agar kelistrikan kita bisa lebih bagus lagi dan akan mampu melayani pelanggan baru lagi," ungkapnya.

Dia menegaskan saat ini pihaknya sedang fokuskan pelayanan Pertagas itu agar tidak terjadi kasus serupa lagi. Masalah evaluasi kerjasama dengan Pertagas juga sedang kita lakukan dan dibahas agar masalah ini tidak terjadi lagi.