MEDAN - Ada yang miris ketika Polrestabes Medan memaparkan hasil tangkapannya pada Operasi Kancil Toba 2017. Dari puluhan pelaku tindak kejahatan jalanan yang diamankan petugas, tampak pula seorang tersangka berinisial RJS (17) penduduk Pasar IX Tembung.

Ya, anak yatim piatu ini turut diamankan bersama puluhan pelaku tindak kejahatan lainnya.

"Saya terpaksa mencuri kereta untuk bertahan hidup. Orangtua saya sudah meninggal sejak usia saya tujuh tahun," katanya kepada GoSumut, Jumat (10/3/2017).

Sejak kedua orangtuanya meninggal dunia 10 tahun yang lalu, sejak saat itu pula hidupnya tidak terperhatikan.

"Sudah 10 tahun yang lalu kedua orangtua saya meninggal. Tapi kalau mencuri kereta baru dua tahun ini," jelasnya tersipu.

Bungsu dari dua bersaudara ini mengaku, dalam setiap beraksi ia lebih memilih untuk bermain sendiri. Dan itupun dilakukannya menunggu pemilik sepeda motor silap.

"Jadi aku gak pake kunci T atau yang lainnya. Tetapi aku nunggu orang silap, kunci sepeda motornya tergantung di stop kontak," aku remaja belia yang sesekali sumringah ini.

Usai ditangkap, RJS menyesal telah melakukan perbuatan melanggar hukum tersebut. Namun ia berkilah, itu semua dilakukannya karena tidak punya pilihan.

"Kalo menyesal ya. Tapi gak punya pilihan. Mau bagaimana lagi," bebernya.

Namun ketika ditanya apakah dirinya merupakan pecandu narkotika, ia menampik tudingan itu.

"Gak pak. Saya gak pecandu. Mencuri hanya untuk makan, lain tidak," imbuhnya.

Selama Operasi Kancil Toba 2017 ini, polisi berhasil mengamankan puluham tersangka kasus pencurian sepeda motor berikut barang hasil kejahatannya. Sementara, remaja yatim piatu berinisial RJS ditangkap oleh pihak Kepolisian Sektor Percut Seituan saat beraksi mencuri sepeda motor.