JAKARTA - Bus-bus pariwisata yang keliling Messe Berlin dan ibu kota Federal Jerman sejak 1994 itu mengundang perhatian. Ada yang di-wrepping dengan gambar Danau Toba Sumatera Utara, Stupa Budha dan Candi Borobudur.

Ada juga perempuan memanggul timbunan buah-buahan di atas kepala, berjajar, berjalan di pematang, beriringan, dengan background sawah hijau di Ubud, Bali.

Bus-bus itulah yang menjadi pusat perhatian publik di Berlin, Jerman. Karena dibranding Wonderful Indonesia, di saat semua wholesellers, buyers dan sellers pariwisata dunia berkumpul dalam ITB -Internationale Tourismus Borse 2017, sejak 8-12 Maret 2017 ini. Mereka sedang mengikuti pameran terbesar dunia itu yang menggunakan tagline the world's largest tourism trade fair itu.

Apa skenario marketing ala Menpar Arief Yahya, yang mantan Dirut PT Telkom Indonesia ini. "Pertama, mumpung semua pelaku bisnis pariwisata dari 187 negara, dari 5 benua, 10.000 exhibitors, 1.000 buyers top dunia, 26.000 pengunjung konvensi, 120.000 trade visitors kumpul di Berlin, di travel expo terbesar di dunia itu. Timing yang pas untuk menaikkan selling sekaligus branding Wonderful Indonesia di komunitas pariwisata dunia. Kita menemukan momentum istimewa, maka kita curi peluang," skenario Arief Yahya.

Ingat di Paris, ketika Negeri Menara Eiffel itu sedang menjadi tuan rumah Piala Eropa 2016, Menpar Arief Yahya membranding bus pariwisata yang keliling Paris. Lalu ketika WTM London, travel mart terbesar kedua di dunia dilangsungkan di Ibu kota Inggris itu, 400 black cab taxi dan double decker bus yang iconic di kota itu dibungkus Wonderful Indonesia. Terakhir, ketika Raja Salman bin Abdul Aziz bik Saud berkunjung ke Indonesia dilanjut dengan wisata ke Bali 1-9 Maret, dan diperpanjang hingga 12 Maret 2017.

"Seminggu sebelum kedatangan Raja Salman, kami sudah menjemput momentum itu di media-media internasional dan Arab. Aljazeera TV dan CNN International kita placement untuk mengiklankan Raja Salman, Destinasi Bali dan Jakarta Bogor, dan semua keindahan alam-budaya yang memikat market Arab Saudi dan Timur Tengah. Bahkan 50% budget ke Aljazeera kita gelontorkan ke momentum yang baru 47 tahun terulang itu. Sangat istimewa," ungkap Arief Yahya.

Skenario kedua, ITB Berlin juga menjadi rujukan trend pariwisata dunia. Semua perkembangan terkini entah itu terkait dengan teknologi, digital, destinasi, airlines, aksesibilitas, marketing, di sektor pariwisata dunia, terbaca di acara ini.

"Ketika brand Wonderful Indonesia naik, orang dengan mudah mencari informasi tentang industri pariwisata Indonesia. Orang akan menemukan 3 prioritas utama tahun 2017 ini, Go Digital, Homestay Desa Wisata, Aksesibilitas Udara. Maka, keunggulan dan daya tarik Indonesia bukan hanya dari keindahan destinasi, alam budaya dan buatan manusia, tetapi juga potensi investasi di sektor pariwisata," kata Arief Yahya.

Ketiga, bus yang mobile keliling kota Berlin dan outdoor di halaman Messe Berlin itu, juga sekaligus untuk menarik perhatian travellers asal Jerman sendiri. Wisman Jerman itu nomor 3 terbesar dari Eropa ke Indonesia, setelah Inggris dan Prancis. Tahun 2016, capaiannya di angka 231.694 wisman Jerman, naik 17% dari tahun sebelumnya. "Proyeksi 2017, Jerman dipatok target hingga 306 ribu," jelas Arief Yahya.

Skenario ke-4, menurut Arief Yahya, orang-orang pariwisata itu rata-rata technology minded, hobi narsis, pecandu selfie, aktif up load foto dan video pendek di media sosial, dan digital lifetyle. Branding bus-bus dan outdoor di Berlin itu, memberi umpan kepada mereka untuk bahan bermain di medsos. "Mereka punya peluru untuk posting dan menjadi viral di digital. Sangat efektif dibicarakan publik di darat (dunia nyata) maupun di dunia maya," skenario Arief Yahya.

Kelima, kata Mantan Dirut PT Telkom ini, Indonesia ini bangsa besar. Bangsa yang pernah merajai maritime dari Asia, senak Majapahit dan Sriwijaya. Tetapi mental selama dijajah ratusan tahun, dirusak, bahkan dihancurkan, sehingga bangsa ini tumbuh menjadi inferior. "Saatnya bangkit! Kita bangsa hebat, bangsa kuat, bangsa kreatif.

Cara menaikkan pride itu tidak cukup dengan omong-omong saja, tapi dirupakan dalam fisik yang kasat mata. Maka booth Wonderful Indonesia pun dibuat sangat unik, kreatif, berfilosofi, jauh di atas standar international yang disyaratkan. Branding Wonderful Indonesia itu menaikkan confidence bangsa kita di mata dunia," tuturnya.

Keenam, terkait dengan ajang selfie dan foto-foto, maka bus bus yang melintas di destinasi ikonik Berlin itu menjadi sangat kuat. Misalnya melintas di Brandenburger Tor (Gerbang Perdaimaian), Charlie Check Point (Pos Perbatasan Berlin Barat - Berlin Timur), East Side Gallery, Tembok Berlin yang banyak grafitinya, foto besar "ciuman" antara Presiden Uni Sovyet Brezhnev dan Presiden Jerman Timur Honecker, itu adalah tempat wisata sejarah dan heritagenya Berlin.

"Sudah pasti, di sana juga banyak wisatawan, banyak orang asing! Bus Wonderful Indonesia itu juga sekaligus untuk menjaring ikan di kolam tetangga. Mempromosikan Indonesia buat travellers yang sedang menikmati wisata di Berlin," kata pria asli Banyuwangi ini.

Ketujuh, ini adalah jalan yang baik untuk memperkuat Indonesia di kompetisi antar exhibitors di ITB Berlin. "Kita tidak hanya bermain di area Messe, venue pameran, tetapi juga Kota Berlin yang bersentuhan dengan MICE paling akbar itu," jelasnya. ***