MEDAN - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018 khusus tingkat SMA/SMK Negeri di Sumut bakal diterapkan secara online.

Kini, Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdik Sumut) sedang membangun aplikasi online dengan istilah Pendidikan Atas Terintegrasi Elektronik atau Paten.

Kepala Disdik Sumut, Arsyad Lubis menyatakan, aplikasi secara online itu sedang dalam proses. Dalam membangun sistem atau jaringan itu dibantu oleh pihak Pemerintah Kota (Pemko) Bandung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Kita rencanakan tahun ini, yang bekerja sama dengan Pemko Bandung dan KPK dalam membuat aplikasi tersebut. Kenapa KPK dilibatkan, karena agar tidak ada lagi permasalahan-permasalahan seperti sebelum-sebelumnya yang membuat masyarakat resah,” ujar Arsyad yang dihubungi, Kamis (9/3/2017).

Menurut dia, tujuan lain dibuatnya sistem online PPDB tersebut untuk meningkatkan integritas dan tingkat kejujuran. Tak hanya itu saja, bertujuan juga agar penerimaan siswa di sekolah lebih merata. Artinya, tidak hanya kepada sekolah yang difavoritkan saja. Dengan kata lain, sesuai dengan kemampuan dan kompetensi siswa masing-masing.

“Aplikasi tersebut dibangun agar tidak ada lagi masyarakat yang berbondong-bondong mengejar sekolah favorit, yang menyebabkan munculnya isu-isu miring,” sebut mantan Kepala Bapedda Sumut ini.

Dijelaskan Arsyad, penerimaan siswa baru SMA/SMK dengan sistem tersebut tidak hanya meliputi pendaftaran saja. Akan tetapi, termasuk juga di dalamnya ujian secara online. Kata dia, sistem itu tidak jauh berbeda dengan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN).

“Dalam sistem itu kira-kira diketahui berapa daya tampung sekolah, dan yang diterima sesuai urutan kemampuan siswa. Artinya, semua tersistem,” paparnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, aplikasi ini belum bisa terjangkau untuk seluruh kabupaten/kota yang ada di Sumut. Untuk itu, pihaknya memprioritaskan terlebih dahulu kepada kabupaten/kota yang mencuat soal sekolah-sekolah favorit.

“Untuk kota, seperti Medan, Binjai dan Siantar menjadi fokus kita. Sedangkan, untuk wilayah kabupaten aplikasi dibangun di Deliserdang, Langkat, Asahan dan Serdangbedagai. Sementara kalau kabupaten terpencil seperti Nias, belum begitu kita prioritaskan. Karena, di sana tidak begitu tinggi persaingannya dan masih kurang juga siswanya,” ungkap Arsyad.

Dia menambahkan, jika aplikasi online untuk penerimaan siswa baru sudah selesai, pihaknya akan membangun aplikasi untuk pengangkatan kepala sekolah (kepsek).

“Inilah yang sedang kita siapkan. Rencananya, perwakilan dari Bandung akan datang untuk membantu membangun aplikasi ini bagaimana teknisnya. Sebab, mereka sudah mengizinkan kita untuk memakai aplikasi ini,” pungkasnya.