MEDAN - Kampus Unimed Kampus Pertama di Sumut mendapat Akreditasi A dari Menristek Dikti melalui BAN-PT 28 Desember 2016 lalu, yang tentu membuat bangga warga civitas Unimed.

Namun, Antropolog DR Rosramahdana Nasution ditemui di Ruangan Jurusan Prodi Antropologi Unimed, Jalan William Iskandar, Pancing Medan mengatakan Pemerintah masih kurang memberi perhatian kepada lulusan-lulusan Antropologi di Indonesia, termasuk di Unimed.

Padahal, kata Rosramadhana yang juga Ketua Jurusan Prodi Antropologi ini, secara keilmuan Antropologi, tentu berkompeten menjawab persoalan yang tengah menimpa bangsa ini.

"Sekarang kondisi bangsa ini rawan perpecahan. Baik SARA, paham-paham radikalisme, intoleransi dan sebagainya. Seharusnya, Pemerintah memberi ruang kepada lulusan-lulusan Antrololog untuk mengembalikan Bhineka Tunggal Ika,"kata Dana didampingi beberapa mahasiswanya.

Kata Dana, persoalannya bukan semata-mata tidak adanya lapangan pekerjaan bagi para lulusan Antropologi. Tapi, yang menjadi kekhawatirannya persoalan yang kian waktu semakin mengancam kesatuan nasional.

"Kalau hanya untuk sekedar bekerja, yah banyak lulusan kita yang bekerja di perusahaan-perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dengan berbagai profesi. Tapi, fungsinya menjadi tidak jalan sebagai oknum yang berkompeten mengurangi pertikaian dan ancaman-ancaman yang kini dihadapai bangsa ini,"sebutnya lagi.

Dana berharap, Kalangan Legislatif maupun eksekutif, agar memberikan perhatian yang serius untuk lulusan-lulusan Antropolog di republik ini.

Karena, dia menilai, dengan memberikan perhatian kepada para lulusan Antropolog, berarti sudah termasuk memberikan perhatian terhadap keadaan bagsa saat ini.

Dana menceritakan, saat ini lulusan-lulusan Antropologi Unimed juga banyak yang mengabdi ke daerah-daerah pelosok di Tanah Air.

Bahkan, selain Unimed yang secara garis besar kelembagaan mendapat nilai Akreditasi A, Jurusan Prodi Pendidikan Antropologi sendiri juga sama dengan jurusan lainnya di Unimed. Yakni mendapatkan Nilai Akreditasi.