TAPTENG - Gas elpiji ukuran 3 kg kembali langkah di Kabupateng Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Baru dan Kecamatan Barus Utara. Walaupun langkah harga elpiji 3 kg naik sehingga Rp29 ribu dari harga sebelumnya Rp17 ribu, akibat kelangkaan gas tersebut sehingga membuat warga menggunakan kayu bakar.

Larius Manullang, warga Barus Utara mengatakan, dalam dua bulan terakhir, sangat sulit menemukan gas elpiji 3 kg di wilayah itu.

“Tak ada, hampir semua pengecer di daerah ini bilang, gas (elpiji 3 kg) kosong. Kalaupun ada, harganya Rp29 ribu per tabung dari harga normal Rp17 ribu/tabung. Kenaikannya sampai Rp12 ribu/tabung,” ujarnya.

Lanjut Larius. Warga juga mempertanyakan penyebab terjadinya kelangkaan Elpiji 3 kg ini. Mereka juga meminta pemerintah Kabupaten Tapteng untuk segera mengatasi persoalan tersebut.

“Pemerintah harus melihat inilah, bukan rumah tangga saja yang kewalahan, tapi warga pedagang makanan kecil keliling lainnya yang menggunakan gas elpiji (3Kg), sangat kewalahan, apakah mereka (pedagang) harus membawa kayu bakar di gerobaknya,” kata Larius.

Sementara Ranto, seorang pengecer gas elpiji 3 Kg di Andam Dewi mengaku tidak mengetahu pasti penyebab sirkulasi gas melon itu tidak lancar ke wilayahnya.

“Sudah lebih sebulan, kita tak menjual gas (3 kg), karena tidak masuk, sampai warga mengatakan kita sengaja tidak menjual agar harganya di naikkan, padahal sebenarnya gas itu yang tidak masuk ke kita,” tutup Ranto.