BANDA ACEH - Pemeringkatan berbagai perguruan tinggi di dunia versi Webometric baru saja dirilis untuk awal 2017. Terdapat puluhan ribu perguruan tinggi seluruh dunia yang dinilai berdasarkan aktivitas akademiknya di dunia internet, terutama pada official websites-nya.

Di Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM) masih memimpin pemeringkatan di Webometric mengungguli PTN lainnya seperti Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tiga kampus bonafit Indonesia tersebut berada dalam peringkat 1.000 kampus terbaik di dunia. Sementara kampus terbaik Aceh, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang tahun lalu sempat masuk 10 besar kampus terbaik di Indonesia, awal tahun 2017 sedikit menurun ke peringkat 12.

Pemeringkatan Perguruan tinggi di Aceh kembali dirilis oleh IDEA Aceh yang menerbitkan pemeringkatan 14 perguruan tinggi Aceh yang masuk dalam 500 kampus terbaik se-Indonesia. Dalam siaran persnya, IDEA menyebutkan UIN Ar Raniry dan Universitas Malikussaleh (Unimal) berhasil meraih prestasi gemilang dengan menaiki peringkat secara nasional secara signifikan.

Secara umum, pemeringkatan perguruan tinggi di Aceh mengalami banyak perubahan. Meski masih dipimpin oleh Unsyiah dan Unimal di posisi paling atas, namun pada posisi menengah, UIN Ar Raniry dan Universitas Ubudiyah Indonesia (UUI) berhasil naik peringkat mengungguli Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) yang harus puas turun 2 peringkat seiring dengan turunnya peringkat PNL di level Nasional.

Kenaikan yang patut diacungi jempol adalah prestasi Unimal yang berhasil menembus peringkat 80 Indonesia dari peringkat 100 pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan aktifnya Unimal pada kegiatan akademik yang berbasis internet dengan memanfaatkan webisites resminya.

Kenaikan paling signifikan diraih UIN Ar Raniry yang secara nasional dapat naik 68 peringkat dari peringkat 273 menjadi peringkat 205. Transformasi UIN Ar Raniry yang mulai menerapkan berbagai portal akademik pada websitesnya diyakini menjadi pemicu banyaknya aktivitas internet oleh mahasiswa, administrasi dan dosen di kampus kebanggaan masyarakat Aceh ini.

Prestasi lainnya diraih UUI yang kali ini berhasil menduduki peringkat 229 Indonesia. Naiknya peringkat UUI juga diikuti naiknya peringkat Universitas Serambi Mekah (USM) dan Universitas Teuku Umar (UTU). Peringkat perguruan tinggi Aceh tahun 2017 lebih jelas terdapat pada table di bawah ini.

Program Manager IDEA, Jurnalis J Hius menjelaskan, Webometric adalah salah satu perangkat atau sistem untuk mengukur dan memberikan penilaian terhadap kemajuan seluruh universitas atau perguruan tinggi terbaik di dunia (world class university) melalui website universitas tersebut.

“Jadi, penilaian Webometric dilakukan secara online, tidak melalui visitasi seperti BAN PT di Indonesia. Oleh karena itu, aktivitas civitas akademika perguruan tinggi di internet menjadi faktor paling berpengaruh dalam pemeringkatan ini,” jelas Jurnalis yang juga mantan dosen Teknologi Informasi di Aceh.

Lebih lanjut Jurnalis menuturkan parameter penilaian Webometric ada 4 bidang. Parameter terbesar adalah visibility (50%). Parameter ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas civitas akademi, baik secara internal (admin, mahasiswa dan dosen) maupun eksternal (calon mahasiswa, rekanan PTN/PTS serta pihak ketiga lainnya) yang mengakses websites perguruan tinggi.

Publikasi penelitian dosen di berbagai jurnal ilmiah internasional dan pemberitaan di media online bisa membantu mempromosikan websites kampus mengingat websites perguruan tinggi kini menjadi media paling mutakhir dan mudah dikunjungi untuk mendapatkan informasi lengkap dengan perguruang tinggi.

Parameter selanjutnya adalah activity, yang terdiri dari 3 unsur, yakni pertama presense (20%), penilaian ini mengukur seberapa dalam hirarki websites resmi (domain *.ac.id) yang dimiliki perguruan tinggi yang dapat diindeks oleh mesin pencari Google.

Indexing yang dilakukan dengan menghitung setiap halaman pada websites. “Jadi kita sarankan, semakin banyak halaman dinamis dan statis yang dibuat, akan semakin besar peluang untuk bisa diindeks, tapi semua berpengaruh kepada kontennya, menarik atau tidak halaman itu dikunjungi,” saran Jurnalis.

Parameter lainnya adalah openness (15%) dan excellence (15%). Dua parameter ini lebih menekankan pada jumlah file berbagai tipe yang diinput dan dioutputkan atas nama perguruan tinggi yang dapat diindeks oleh mesin pencari semacam google scholar (file umum) dan terindeks scimago institution rangking untuk berbagai penelitan dosen di level international.

Secara umum IDEA menyimpulkan pergerakan peringkat Webometric di Aceh sangat fluktuatif, ini mengindikasikan belum konsistennya perguruan tinggi di Aceh dalam memanfaatkan jejaring internet dalam mempromosikan kampusnya.

Walau demikian, IDEA merilis peringkat ini bukan tentang peringkat perguruan tinggi secara keseluruhan, karena hanya didasarkan pada kegiatan perguruan tinggi di dunia maya.  Namun, untuk  menjadi perguruan tinggi berstandar international, pengakuan dunia akan dimulai dengan seberapa terkenalnya perguruan tinggi Anda di internet.