LANGKAT - Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, surplus beras 87.873 ton pada 2016 karena kegigihan petani dalam menanam padi baik di sawah maupun ladang atau sistem gogo.

"Kita surplus beras 87.873 ton untuk tahun 2016," kata Kepala Dinas Pertanian Langkat Nasiruddin di Stabat, Selasa (7/3/2017).

Ia menjelaskan daerah itu mampu mempertahankan swasembada beras pada 2016.

Dari realisasi tanam padi seluas 89.457 hektare, katanya, dicapai panen seluas 82.451 hektare dengan realisasi panen bersih 97.446 hektare, sedangkan produktivitas padi mencapai 60,29 kuintal gabah kering panen per hektare.

Dia menjelaskan dari hasil panen bersih maka keseluruhan produksi gabah kering panen mencapai 477.270 ton. Bila dikonversi menjadi beras maka dihasilkan 249.513 ton, sedangkan kebutuhan warga setempat yang jumlah total 1.243.384 jiwa, di mana per kapita 130 kilogram maka kebutuhan beras masyarakat 161.640 ton.

Bila dikaitkan dengan perimbangan produksi beras 249.513 ton dan kebutuhan per kapita warga Langkat, maka daerah itu masih surplus beras 87.873 ton.

"Ini suatu keberhasilan yang ditorehkan para petani kita yang terus gigih mempertahankan swasembada beras dengan berupaya untuk terus meningkatkan produksi hasil tanaman padi, baik sawah maupun padi gogo (ladang)," ungkapnya.

Ia mengatakan keberhasilan itu juga tidak lepas dari bantuan dan perhatian pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian memberikan berbagai bantuan, seperti pompa air, traktor tangan, "power tresher", bibit padi, maupun pupuk bersubsidi.

Selain itu, katanya, Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara terus mendorong Dinas Pertanian Langkat untuk memacu petani melakukan penanaman padi.

Berbagai bantuan dari Dinas Pertanian Sumut kepada Langkat membuat daerah itu mampu mempertahankan swasembada beras.

Pihaknya tetap mengharapkan bantuan lanjutan agar Kabupaten Langkat mampu meningkatkan surplus beras pada 2017, terutama penyelesaian berbagai proyek pengairan, seperti Waduk Wampu yang bisa mengairi persawahan seluas 10.000 hektare di Kecamatan Stabat, Wampu, Secanggang, dan Hinai.

"Ini akan memberikan dampak luas bagi peningkatan produksi padi petani. Sebab dengan adanya pengairan melalui waduk itu maka petani di daerah ini tentu akan bisa tanam tiga kali setahun," ujarnya.