MEDAN - Rupiah dan IHSG berhasil menguat. Nilai tukar Rupiah berhasil menguat terhadap US Dollar yang memanfaatkan pelemahan US Dollar. Rupiah yang pekan lalu ditutup 13.383 per US Dollar di buka menguat 13.360 di hari Senin (6/3). Demikian dikatakan Pengamat Ekonomi Sumut, Gumawan Benyamin kepada GoSumut hari ini.

"Terpantau sampai senin sore Rupiah bergerak menguat dikisaran 13.350 per US Dollar. Rupiah juga dipatok menguat 11 poin berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) dibandingkan dengan sebelumnya 13.375 menjadi 13.364," katanya.

Dia menjelaskan berhasilnya rupiah menguat akibat adanya sentiment positif dari dalam negeri karena adanya kesepakatan kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Arab Saudi. Rupiah berhasil menguat karena US Dollar terkena sentiment negatif akibat isu penyadapan di Trump tower yang dilakukan mantan presiden AS sebelumnya Barack Obama.

"Namun pelemahan US Dollar masih bersifat terbatas karena kuatnya sinyal akan dinaikkannya tingkat suku bunga AS yang akan dilakukan The Fed," paparnya.

Dia menegaskan Ketua The Fed Jannet Yellen pada hari jumat waktu setempat telah memberikan sinyal kuat untuk menaikkan tingkat suku bunga AS sebanyak 3 kali secara bertahap. Untuk menaikkan tingkat suku bunga AS, Jannet Yellen masih memantau tingkat pengangguran dan inflasi AS.

Jika tingkat pengangguran dan inflasi AS dirilis baik maka suku bunga AS akan dinaikkan secara bertahap. Keputusan dinaikkan atau tidaknya tingkat suku bunga AS akan diambil dalam pertemuan yang akan digelar pertengahan maret ini. Jika tingkat suku bunga AS direalisasikan naik maka akan membuat US Dollar menguat dan membuat Rupih tertekan.

"Selain Rupiah yang berhasil menguat, IHSG juga berhasil menguat. IHSG yang sebelumnya ditutup 5391,21 dibuka menguat pada hari senin (6/3) menjadi 5398,05. IHSG sempat tertekan sampai 5386,82. IHSG akhirnya berhasil ditutup menguat 18 poin menjadi 5409,81 atau menguat 0,345 persen dengan total transaksi mencapai Rp7,9 T," paparnya.