BANGKALAN - Bayi berusia 18 bulan itu, Nl, hanya bisa menangis histeris di dekat sang ibu yang ditemukan sudah tidak bernyawa, Selasa (28/2). Yang bikin miris, sang ibu, Suliha (30), warga Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan, tergeletak tak bernyawa dengan leher nyaris putus.

Sekitar pukul 10.30, Usman, warga Desa Jambu, Kecamatan Burneh, Bangkalan, berkunjung ke rumah Suliha. Usman dan Suliha masih bersaudara. Kedatangan Usman ke rumah sang adik untuk bersilaturahmi. Saat itu dia membawa makanan.

Sampai di halaman rumah, Usman memanggil nama Suliha berkali-kali. Selama itu pula dia hanya mendengar suara tangis anak kecil. Tangisan Nl, keponakannya. Karena panggilan tak ada jawaban, dia pun masuk rumah.

Saat itu juga Usman kaget bukan kepalang. Matanya terbelalak melibat sesosok mayat bersimbah darah. Dia melihat tubuh adiknya yang mengenakan baju daster merah tergeletak di lantai. Di samping jasad perempuan itu Nl menangis.

Seketika Usman berteriak minta tolong. Teriakan pria itu membuat kaget warga sekitar. Mereka berbondong-bondong menuju sumber suara di tempat kejadian perkara (TKP). Mereka tak menyangka ibu muda itu meninggal secara sadis.

Warga terus beradatangan ke lokasi. Kemudian, ada warga yang memberi tahu kepala desa (Kades). Setelah itu, Kades setempat langsung berkoordinasi dengan Polsek Socah.

Sekitar pukul 11.30 anggota polsek dan Polres Bangkalan bergerak ke lokasi. Tak berselang lama mobil ambulans RSUD Syamrabu juga datang.

Sekitar pukul 14.00 jenazah yang diduga kuat korban pembunuhan itu dilarikan ke RSUD. Di dalam mobil puskesmas keliling tersebut berisi kerabat korban, tim medis, dan kepolisian.

Kapolsek Socah AKP Sumono mengatakan, pihaknya menuju lokasi setelah mendapat informasi dari Kades. Setiba di lokasi, pihaknya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Selain itu, ada tim yang meminta keterangan saksi, termasuk Usman. ”Sangat keji pelaku pembunuhan ini,” terangnya.

Sumono mengungkapkan, korban tinggal bersama suaminya, Jamal, dan anaknya, Nl. Saat kejadian itu, Jamal tidak berada di rumah tersebut. Pihaknya tidak bisa berspekulasi untuk menuduh seseorang sebagai pembunuh Suliha.

”Ada yang bilang suami korban hanya pengangguran dan ada juga yang bilang bekerja,” tuturnya di lokasi. Untuk sementara, Suliha meninggal dibunuh orang tak dikenal (OTK).

Pihaknya terus menyelidiki kasus tersebut. Pengumpulan keterangan saksi diharapkan dapat mengungkap pelaku. ”Doakan saja pelakunya bisa terungkap,” pintanya.

Sumono menambahkan, dari TKP pihaknya mengamankan barang bukti (BB) sebilah celurit. Namun, senjata tajam (sajam) itu diyakini tidak digunakan menggorok leher Suliha. Sebab, di celurit tersebut tidak ada bercak darah.

Bercak darah justru ditemukan di seprai. Sementara itu, Kepala Ruangan Pemulasaran Jenazah RSUD Syamrabu Bangkalan Sugianto mengatakan, mayat langsung diautopsi. Suliha hanya mengalami luka di leher. Luka tersebut akibat sajam. ”Lehernya nyaris putus,” terangnya. (jp)