MEDAN - Perum Bulog Divre Sumatera Utara bersiap semaksimal mungkin menjalankan tugas yang diberikan Kementerian Pertanian untuk menyerap gabah/beras petani sebanyak 200.000 ton pada tahun 2017. "Bulog Sumut memang ragu bisa merealisasikannya karena harga jual gabah dan beras petani di Sumut jauh di atas HPP (Harga Pembelian Pemerintah), tetapi karena ditugasin, maka semaksimal mungkin akan dilaksanakan," kata Kepala Bulog Divre Sumut Imran Rasydy Abdullah di Medan, Rabu (1/3/20179.

Adapun dari Bulog Pusat, Bulog Sumut tahun 2017 ini ditargetkan bisa menyerap gabah/beras sebanyak 43.000 ton dari 8.000 ton di tahun 2016.

Penyerapan beras/gabah yang lebih besar tahun ini dilakukan pemerintah melalui Kementerain Pertanian untuk menghindari anjloknya harga bahan pangan utama itu menyusul produksi yang cukup besar.

Keraguan Bulog bisa menyerap juga mengacu pada fakta di tahun 2016, realisasi penyerapan gabah/beras di Sumut tidak sampai 1.000 ton dari yang ditargetkan sebanyak 8.000 ton.

Imran menegaskan, kendala penyerapan gabah dan beras di Sumut adalah harga jual yang selalu di atas HPP serta petani juga tidak menjual seluruh hasil panennya ke penggilingan atau pasar, tetapi disimpan sebagian untuk keperluan sehari-hari.

HPP beras Rp7.300 per kg dan gabah Rp3.700 per kg, sementara di Sumut harga beras di petani sudah di atas Rp8.000 per kg dan gabah juga Rp4.000 an per kg.

"Yang pasti Bulog Sumut akan melaksanakan tugas sebaiknya dan melaporkan kendala di lapangan," katanya.

Dia mengaku, pascapenugasan penyerapan 200.000 ton itu, dirinya sudah menggelar rapat dengan seluruh jajaran Bulog untuk membicarakan langkah-langkah yang akan diambil atau dilakukan untuk bisa merealisasikan target penyerapan gabah/beras petani tersebut.

"Upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani harus didukung penuh," katanya.