MEDAN – Koordinator Solidaritas Angkutan dan Transportasi Umum (SATU), Johan Merdeka, membantah bahwa pihaknya sudah berdamai dengan pengendara Go-jek, seperti yang termuat dalam pemberitaan seluruh media massa terbitan Medan. Melalui pesan singkat yang diterima redaksi Waspada Online, Senin (27/2/2017), Johan menyatakan secara tegas bahwa sikap perdamaian itu adalah bohong besar dan fitnah.

“Pasca pertemuan yg di fasilitasi Wakapolrestabes Medan, mereka (Go-jek, red) tetap saja mensweeping dan melakukan penganiayaan terhadap sejumlah abang becak bermotor (betor) seperti yang terjadi di USU pada hari Jumat yang lalu,” sebutnya.

Disebutkan, kata damai bagi pihaknya adalah ketika pemerintah menghentikan dan menutup operasional angkutan ilegal berbasis online yang ada di Kota Medan.

“Apalagi beberapa abang becak yang luka parah masih dalam perawatan dan kami masih tetap pada tuntutan awal dan tak akan berhenti memperjuangkan agar angkutan ilegal yang berbasis online tersebut ditutup tanpa syarat,” tegasnya.

Pada berita sebelumnya, pasca bentrok beberapa waktu lalu, driver Go-Jek dan pengendara becak bermotor kompak menggelar aksi damai dengan berbagai kegiatan seperti donor darah di Jalan Pulau Pinang Medan, Minggu (26/2/2017) kemarin.

Kegiatan tersebut atas dasar inisiatif mereka, untuk membantu masyarakat yang membutuhkan darah. “Acara yang digelar sangat bagus. Kami ingin tetap berdampingan dengan Go-Jek karena masing-masing punya cara untuk mencari nafkah. Karena saat ini customer semakin pintar. Sebaiknya semua jenis transportasi saling mendukung, tidak perlu saling iri,” tukas Agus.