MEDAN - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I membantah Sumatera Utara akan dilanda gempa dengan kekuatan 9 skala richter pada enam bulan ke depan atau Agustus 2017. "Maaf, berita itu tidak benar dan hoax," tegas Kepala BBMKG Wilayah I, Edison Kurniawan kepada wartawan, Senin (27/2/2017).

Kata Edison, hasil dari tim yang telah diturunkan ke titik gempa di wilayah Kabupaten Deliserang pada pertengahan Januari lalu, mendeteksi gempa susulan masih terjadi di wilayah sekitar Deliserdang dengan intensitasnya sudah menurun.

"Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh berita yang tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan BMKG, terima kasih," imbau Edison mengakhiri.

Sebelumnya beredar kabar ke masyarakat melalui media sosial, sehubungan dengan terjadinya 209 kali gempa di kawasan Deliserdang sejak 16 Januari lalu, para pakar telah melakukan penelitian. Hasilnya diungkap di dalam briefing tertutup di Kantor Gubsu pada pertengahan Februari yang lalu.

Hadir tim pakar dari Pusat, Gubsu beberapa kepala daerah di Sumut serta anggota DPD RI. Hasil rapat memprediksi bakal ada gempa besar enam bulan ke depan sekitar pada 8-9 Agustus 2017. Kekuatan gempa diperkirakan antar 5 - 9 SR. Kota Medan diperkirakan akan mengalami dampak terberat.

Prediksi itu memang dirahasikan karena takut terjadi gejolak di masyarakat. Dalam pertemuan itu ada BMKG dan juga Badan Vulkanologi. BMKG meneliti gempa tektonik, sedangkan Badan Vulkanologi meneliti gempa vulkanik.

Hasil BMKG mendeteksi terjadi pergerakan tanah. Ada patahan baru (sesar) yang pergerakannya tidak bisa diprediksi.

Patahan baru ini disebut patahan Tanjung Pura-Tanjung Morawa. Pergerakan patahan ini berpotensi mengarah ke Danau Toba sehingga dikhawatirkan terjadi gempa vulkanik yang cukup dahsyat.

Mengenai kekuatan gempa hingga 9 SR pernah diprediksi oleh orang Brazil yang akan terjadi di Medan pada 16 November 2017. Dia sudah mengirim surat kepada Presiden Jokowi agar bersiap-siap menghadapinya.