BINJAI - Sejak bertugas sebagai Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Binjai, Sumatera Utara (Sumut), pada 4 Januari 2017 lalu, Jahari Sitepu mengaku setiap hari dirinya harus waspada.

Kepaspadaannya tentu terhadap jumlah personel yang mengawasi para tahanan. "Kami ini hanya enam orang, yang kami jaga 1.302 orang. Yang jaga enam orang termasuk Kalapas harus standby terus-terusan," kata Jahari di Kantor Ditjen PAS, Jakarta.

Menurutnya, Lapas Binjai termasuk ke dalam golongan lapas yang rawan, terutama terkait persoalan peredaran narkoba, sekalipun penjagaan yang dilakukan petugas sudah cukup ketat. Namun, ada upaya untuk membobol keamanan lapas masih cukup tinggi, agar narkoba dapat tetap beredar di dalam.

Upaya yang dilakukan pelaku agar narkoba dapat masuk ke lapas yaitu dengan melemparnya melewati bangunan, melalui rumah-rumah warga yang berada di seputaran lapas. Pelaku memiliki jam-jam tertentu untuk melancarkan aksinya.

"Sejak saya masuk, kurang lebih sudah ada 15 lemparan. Saya melinangkan air mata setiap pelemparan narkoba itu, tiap pukul 14.00 siang kalau enggak pukul 18.00 sore," kata dia.

Sitepu mengatakan, sejumlah temuan itu saat ini telah diserahkan kepada aparat kepolisian. Ia berharap, agar ke depan terjalin sinergi yang lebih baik antar aparat penegak hukum di dalam, upaya pencegahan beredarnya narkoba di dalam lapas.

"Kalau kerja sendiri mustahil, tanpa kerjasama dengan aparat lain," ujarnya.