MEDAN - Puluhan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) dari sejumlah fakultas melakukan unjuk rasa di depan Biro Rektor, Kamis (23/2/2017) menjelang sore. Unjuk rasa tersebut dilakukan lantaran menolak jam malam atau pembatasan yang diberlakukan pihak kampus.

Aksi ini dimulai dengan membakar ban di Jalan Dr Mansyur, persisnya di persimpangan lampu merah.

Puluhan mahasiswa yang mayoritas berambut gondrong ini pun menyampaikan orasinya sembari membakar ban bekas.

Selain itu, mereka juga membentangkan spanduk hingga menutup Jalan Dr Mansyur.

Akibatnya, arus lalu lintas yang menuju Jalan Dr Mansyur macet total. Beruntung, kondisi tersebut tak berlangsung lama lantaran petugas kepolisian yang mendapat kabar datang ke lokasi.

Polisi kemudian melarang aksi mahasiswa yang mengganggu ketertiban umum. Ditambah lagi, aksi yang dilakukan mereka tanpa melayangkan izin sebelumnya kepada aparat hukum.

Lantaran dilarang polisi, aksi mahasiswa disertai membakar ban dihentikan. Polisi kemudian mengarahkan mereka untuk menggelar aksi di dalam kampus.

Para mahasiswa itu pun selanjutnya bergerak menuju gedung Biro Rektor USU.

Koordinator aksi mahasiswa tersebut, Budi mengaku, unjuk rasa yang dilakukan itu untuk menuntut kebijakan sepihak dari Biro Rektor USU yang menghalangi kreativitas mahasiswa.

Kebijakan itu terkait pembatasan jam malam berada di dalam kampus.

“Berikan kebebasan berekspresi, berkreativitas di dalam kampus. Kami menolak jam malam yang ditetapkan di USU. Kami minta mahasiswa dilibatkan setiap pengambilan kebijakan kampus,” cetus Budi.

Disebutkan dia, saat ini di kampus yang terakreditasi B tersebut sudah ada masuk militer yang membatasi jam malam mahasiswa. Militer dilibatkan untuk merazia mahasiswa pada malam hari.

“Militer sudah masuk kampus, itu enggak bisa dibiarkan. Mahasiswa sudah dibodoh-bodohi rektornya sendiri,” ucap Budi yang mengaku mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya.

Diutarakan dia, selain memprotes kebijakan jam malam, mahasiswa juga menolak pemberlakukan uang kuliah tunggal (UKT). Sebab, sistem UKT cenderung mudah dimanipulasi.

Setelah menyampaikan tuntutannya, aspirasi mahasiswa pun ditanggapi oleh Dekan Fakultas Ilmu BUdaya (FIB) USU, Dr Budi Agustono.

Namun, mahasiswa menolak aksinya ditanggapi oleh Dekan FIB USU. Mereka ingin aspirasinya direspon langsung oleh Rektor USU Prof Dr Runtung Sitepu.

“Kami mau rektor yang turun menanggapi aksi kami. Kami ingin meminta penjelasannya,” teriak mahasiswa.