PADANG LAWAS – Puluhan hektar lahan persawahan masyarakat di wilayah Kecamatan Sosopan diprediksi bakal gagal bercocok tanam pada musim ini. Pasalnya, sebahagian besar lahan persawahan masyarakat dihantam aliran Sungai Ulu Aer. Pantauan GoSumut, Kamis (23/2/2017), persawahan masyarakat yang berada di sepanjang aliran Sungai Ulu Aer sudah digenangi air. Bahkan, bibit padi yang sudah disemai ikut terbawa arus sungai.

Lahan persawahan yang berada disepanjang aliran sungai Ulu Aer yang mencapai puluhan hektar itu kondisinya sekarang tidak bisa lagi untuk ditanami kembali. Masyarakat yang mengalami kegagalan bercocok tanam itu sebanyak sepuluh desa.

Masing-masing persawahan masyarakat itu dari Desa Ulu Aer, Aek Bargot, Binanga Tolu, Hutabaru Siundol, Siundol Dolok, Siundol Julu, Siundol Jae, Huta Bargot, Pagaran Bira Julu dan lahan persawahan masyarakat desa Pagaran Bira Jae. Selain dari lahan persawahan, areal perkebunan masyarakat seperti kebun sawit juga ikut diterjang aliran sungai.

“Rabu (22/2/2017) kemarin, lahan persawahan sudah siap untuk ditanami, begitu hujan deras yang mengguyur Kecamatan Sosopan sekitarnya selama lima jam, mulai pukul 19.00 Wib sampai 24.00 dini hari, maka dilihat tadi Kamis (23/2/2017) pagi, lahan dan persamaian tidak ada lagi,” ungkap Emmi dan Sinta seorang petani warga desa Hutabaru Siundol kepada GoSumut.

Rencananya, kata mereka, hari ini persamaian itu akan dicabut kemudian ditanam kembali. Akan tetapi, akibat peristiwa tersebut, musim ini mereka gagal lagi untuk bercocok tanam, dan akan diulangi setelah aliran Sungai Ulu Aer sudah surut dan kembali normal.

“Kami sangat kecewa, dan tidak merasa optimis untuk bisa kembali menanami lahan persawahan kami tersebut, karena kemungkinan lahan persawahan itu sudah dipenuhi dengan batu dan pasir bawaan dari aliran sungai,” terang mereka.

Kepada pemerintah daerah, mereka berharap agar Dinas Pertanian dan Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Palas segera turun ke lapangan untuk melihat kondisi persawahan.

“Kalau bisa secepatnyalah, pihak Dinas Pertanian dan PU Palas menormalisasi aliran sungai Ulu Aer tersebut, sehingga warga bisa kembali bercocok tanam,” pinta mereka.

Nasib yang sama juga dialami Warida seorang petani warga Desa Siundol Dolok. Pasca meluapnya aliran Sungai Ulu Aer, lahan persawahannya yang sudah ditanami bibit padi, sekarang sudah tidak ada lagi akibat terbawa arus aliran Sungai Ulu Aer.

Begitu juga Bayo Hasibuan warga Desa Siundol Dolok mengalami hal yang sama. Kali ini bedengan tananam cabai yang siap panen terpaksa direlakannya hanyut dibawa aliran sungai.

“Saya sudah berniat untuk memetik cabai hari ini Kamis (23/3/2017). Eh tiba-tiba dilihat, ternyata jangankan cabai, bedenngannya aja tidak ada lagi,” lirih ayah dua anak tersebut.