SIBOLGA - Harga garam di wilayah Kota Sibolga mengalami kenaikan harga hingga empat kali lipat, dengan Kondisi ini membuat pelaku usaha perebusan ikan dan pengasin di daerah ini terancam gulung tikar.

“Sekarang saja harganya (Garam) di toko, berkisar antara Rp2.200 – Rp2.400 per kg, dan itu belum termasuk ongkos angkutnya, bagaimana kami bisa meneruskan usaha kami,” kata R Hutagalung, seorang pelaku usaha perebusan ikan di Sibolga.

Menyikapi keluhan pelaku usaha perebusan ikan itu Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga Hendra Saputra meminta Pemko Sibolga mengambil langkah untuk mengatasi dampak terburuk dari lonjakan harga garam ini.

“Ada 54 kelompok pengasin ikan dan 117 kelompok perebus ikan yang mengalami dampak melonjaknya harga garam ini. Untuk satu minggu konsumsi mereka rata-rata 1 ton, jika dikali 4 minggu maka mereka rata-rata butuh sebanyak 4 ton per bulan, dan bila dikalikan dengan kenaikan harga garam, tentunya mereka tidak sanggup lagi meneruskan usahanya,” kata Hendra di Sibolga.

Menurut Hendra Sahputra, pelaku usaha perebusan dan pengasin ikan di Sibolga membutuhkan garam 8 hingga 20 ton garam per hari per hari, dengan perputaran uang mencapai Rp 200 juta lebih.

“Kita minta Dinas Perindag mengambil langkah atau formula untuk solusi kenaikan harga garam ini. untuk membantu para nelayan perebus ikan agar dapat beroperasi kembali, sebab ini menyangkut hidip orang banyak,” tutupnya.