MEDAN - Masyarakat di Sumatera Utara khususnya Kota Medan diminta agar tidak panik menyikapi wabah flu burung yang tengah berlangsung di negara China. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Medan, dr Ramlan Sitompul SpTHT, menyebutkan, sistem keamanan yang ada di pintu masuk pelabuhan ataupun bandara, dinilai mampu untuk mengantisipasi masuknya virus tersebut ke Indonesia, khususnya Kota Medan.

"Kita tak usah terlalu panik menanggapi kasus flu burung di China. Karena, kita sudah punya sistem untuk mengantisipasinya melalui karantina baik di laut, darat, dan udara," ungkapnya, Senin (20/2/2017) di Medan.

Jadi, Ramlan menjelaskan, kendati Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek, mengaku belum memberikan instruksi apapun ke daerah dalam menyikapi soal flu burung tersebut, sistem keamanan yang ada itu sudah bekerja dengan semestinya. Apalagi, ujar Ramlan, keamanan itu dilengkapi dengan alat thermal scaner yang bisa mendeteksi penumpang yang terindikasi membawa virus itu.

"Kita kan juga sudah meratifikasi Internasional Health Regulation (IHR) dalam mengantisipasi kasus flu burung," jelasnya.

Selama ini, sambung Ramlan, kasus flu burung yang pernah mewabah di sejumlah negara, Indonesia sudah terbiasa dalam menghadapinya. Ia menilai, kasus yang ada tersebut masih bisa dikendalikan.

"Namun kita mengimbau ke masyarakat, supaya jangan berkunjung dulu ke kawasan yang sedang mewabah. Supaya kesehatan dapat tetap terjamin," pungkasnya.

Sebelumnya, Menkes Nila F Moeloek mengaku, bahwasanya hingga kini pihaknya belum menentukan sikap terkait wabah flu burung yang tengah berlangsung di China. Hal itu disampaikannya, ketika berada di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Sabtu (18/2/2017).

"Informasinya, saya nggak bisa ngomong soal itu. Saya belum ada data," ungkapnya.

Lebih lanjut, Menkes juga mengaku belum memberikan instruksi apapun ke daerah, khususnya Sumatera Utara (Sumut) terkait wabah flu burung yang sedang berlangsung di China tersebut.

Padahal, sebagaimana yang diketahui, China merupakan salah satu negara tujuan Warga Negara Indonesia (WNI) yang cukup tinggi untuk dikunjungi, baik itu untuk kepentingan bisnis, maupun hanya sekedar untuk tujuan wisata.

"Untuk instruksi, belum, belum," tegasnya singkat.