JAKARTA - Ketika kubu calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat, merasa bersyukur atas dukungan masyarakat, sehingga mereka memenangi putaran pertama Pilkada DKI 2017, hal berbeda justru dilihat oleh Koordinator Komunitas Tionghoa Antikorupsi (KomTak) Lieus Sungkharisma.

Menurut Lieus, lolosnya Ahok ke putaran kedua bukanlah sesuatu yang perlu dibanggakan, karena pada akhirnya calon petahana itu akan kalah dengan cara yang menyakitkan.

"Saya kasihan sama dia, karena kalau kalah di putaran kedua, itu Ahok akan kalah ibarat dipanggang. Dia lebih bagus kalah satu putaran," kata Lieus seperti dikutip Gonews.co dari Netralnews.com, Sabtu (18/2/2017).

"Dia seperti dipanggang di putaran kedua, panas, dibolak, dibulik, dibolak, dibulik, hangus, karena perbuatan dia sendiri. Ahok ini sudah berkali-kali saya bilang, Ahok sudah tamat," ujarnya.

Salah satu penggagas komunitas Asal Bukan Ahok (Asbak) ini menambahkan, kekalahan Ahok di putaran kedua sebagai hukuman atas perbuatannya yang menyakiti banyak pihak.

"Karena dosanya berat sekali, makanya dia dikasih main ke putaran kedua yang akhirnya dia akan kalah juga. Ini artinya dia mendapat hukuman Tuhan, karena dosanya banyak. Dia banyak ribut sana-sini dan menyakiti hati orang," ujarnya.

Lieus menjelaskan, harusnya sejak awal Ahok sadar diri dan tidak mengikuti Pilkada. "Kalau dia kalah di putaran satu kan sederhana, karena kalah di putaran kedua itu akan cape, babak belur deh. Paling sempurna itu dia gak ikut Pilkada kan, tapi gak bisa, karena nanti kena denda dan sanksi pidana," tutup Lieus.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta telah menyelesaikan rekapitulasi suara melalui sistem informasi penghitungan suara (Situng). Hasilnya, Agus-Sylvi memperoleh 17,05 persen (936.609 suara), Ahok-Djarot 42,91 persen (2.357.587 suara), dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 40,05 persen (2.200.636 suara). ***