MEDAN - Meski tengah memasuki musim kemarau, namun intensitas curah hujan di Sumut masih tinggi. Pada November 2016- Februari 2017 Sumatera Utara termasuk dalam kategori tinggi rawan bencana.

"Kita minta supaya masyarakat tetap waspada dan tetap mematuhi imbauan instansi terkait seperti BPBD dan BMKG ketika terjadi bencana. Dan Kita sudah ingatkan seluruh kabupaten/kota di Sumut kemarin," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Riadil Akhir Lubis, Kamis (16/2/2017).

Dia mengatakan wilayah Pantai Timur umumnya berpotensi terjadi angin puting beliung dan banjir. Sedangkan wilayah pegunungan berpotensi terjadi longsor.

"Jadi tingginya curah hujan berdampak pada banjir, longsor, walau kita saat ini tengah masuk musim kemarau," jelasnya.

Menurut Riadil, BPBD terus memberikan sosialisasi penanganan bencana di masyarakat. Karena itu, ketika terjadi bencana, pemerintah harus hadir membantu masyarakat. Namun bencana yang terjadi bukan hanya tanggungjawab pemerintah, melainkan tanggungjawab bersama.

"Bantuan bencana tidak terbatas. Tapi kita juga akan mendorong agar di setiap daerah punya perda (peraturan daerah) yang langsung tanggap ketika terjadi bencana. Karena siklus bencana itu kan ada tanggap darurat, ada pasca. Kita juga punya banyak relawan yang sigap saat terjadi bencana," bebernya.