MEDAN - Sekitar 3000 pengemudi becak bermotor (parbetor) akan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran pada 21 Februari 2017 nanti. Aksi yang dilakukan Solidaritas Angkutan dan Transportasi Umum (SATU) ini meminta pemerintah segera menutup pelayanan jasa berbasis online (GoJek). "Tanggal 21 (Februari) kami akan demo, dan kami minta kepada pemerintah untuk segera tutup itu GoJek. Gara-gara (orang) itu, kurang pendapatan kami," ucap Koordinator Umum SATU, Johan Merdeka, Kamis (16/2/2017), di pendopo Lapangan Merdeka.

"Gara-gara mereka istri di rumah nuntut, dikira kami gak narik, atau yang lain-lainlah pikiran istri di rumah. Kami dirugikan oleh GoJek," ucap puluhan pengemudi becak motor.

Menurut Rudi, salah seorang pengemudi becak bermotor lainnya mengatakan, bila pemerintah tidak menanggapi aksi ini, merek mengancam akan melakukan aksi yang anarkis disaat unjuk rasa nanti. Makanya, mereka meminta pemerintah perhatikan nasib para pengemudi becak dan angkutan lainnya.

"Kalau memang kami gak terima, (kami) akan rusuh saat unjuk rasa 21 Februari berlangsung. Kalau memang becak mau dihapuskan, berikan kami pekerjaan jangan dibiarkan beginilah," kesal Rudi.

Berikut isi pernyataan sikap dari para pengemudi becak bermotor yang berhasil dihimpun GoSumut.

1. Akan melakukan aksi massa pada 21 Februari 2017, menuntut kepada pemerintah segera menuntup angkutan berbasis online.

2. Hentikan seluruh aktifitas angkutan berbasis online dan taksi gelap

3. Berikan kebebasan kepada seluruh angkutan umum yang ada di Kota Medan

4. Jadikan becak sebagai Ikon Kota Medan

5. Berikan jaminan sosial bagi istri dan anak-anak dari becak, angkutan kota (Angkot) dan taksi