JAKARTA - Rumah Gerakan (RG) 98, meminta SBY menjelaskan kepada publik secara terbuka siapa yang dimaksud 'restu kekuasaan' dalam perkara dirinya dengan Antasari Azhar.

Hal itu diungkapkan Ketua Umum RG 98, Bernard Ali Mumbang Haloho melalui Sekretaris Jenderal, Sayed Junaidi Rizaldi, kepada GoNews.co, Rabu (15/2/2017) dinhari.

"Pernyataan SBY yang menyebut bahwa apa yang dilakukan Antasari tidak mungkin tanpa 'blessing' atau restu kekuasaan, adalah jelas pernyataan yang menyesatkan," tukasnya.

Karena menurutnya, saat ini publik mahfum bahwa pihak yang berkuasa saat ini adalah Presiden Jokowi. "Sangat naif mengkaitkan perkara SBY versus Antasari karena keterlibatan penguasa," tandasnya.

Masih lanjut dia, Presiden Jokowi lahir dari sistem demokrasi yang notabene setelah 10 tahun SBY berkuasa. Keterkaitan Presiden Jokowi dengan SBY nyaris dikatakan tidak ada sama sekali.

"SBY harus menjelaskan secara terbuka bukan dengan cara berkata 'bersayap' seperti itu," tandasnya.

Pernyataan SBY itu kata dia, terkesan mendorong ketidakpercayaan masyarakat terhadap Presiden Jokowi sebagai presiden pilihan rakyat .

"Jika SBY tidak bisa atau tidak mau menjelaskan perihal penguasa yang dimaksud, maka Rumah Gerakan 98 mendesak pihak kepolisian segera mengambil langkah tegas terhadap SBY," ujarnya.

Alasannya, SBY telah menciptakan prakondisi tidak stabil buat bangsa ini dan kegaduhan politik berulang yang mengganggu jalannya roda pemerintahan Presiden Jokowi.

"Rumah Gerakan 98 menegaskan bahwa negara ini bukan milik dinasti SBY. Tidak pantas SBY kerap mengaitkan posisi anaknya yang menjadi cagub DKI dengan situasi politik nasional dengan mendramaturgikan sebuah 'kisah terzalimi'. Masyarakat sudah paham betul drama sebabak seperti ini," pungkasnya. ***