SAMOSIR - Musim kemarau kembali melanda Kabupaten Samosir membuat masyarakat khususnya para petani resah. Ancaman gagal panen kembali menghantui mereka yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Informasi yang dihimpun, Selasa (14/2017), beberapa lahan persawahan Kecamatan Simanindo dimulai dari Desa Garoga, Desa Ambarita, Desa Siallagan Pindaraya, Desa Tomok, Desa Unjur dan Kelurahan Tuktuk yang memiliki luasan lahan pertanian ratusan hektar terlihat mengering bahkan membatu dihantam sinar matahari.

"Saat ini lahan pertanian tergilas musim kering. Anda bisa melihat lahan persawahan telah kering kerontang bahkan sudah seperti batu, walau kami sempat mengolah lahan itu beberapa bulan lalu disaat hujan datang pada bulan Januari lalu, namun saat hendak mengolah kembali untuk musim tanam hujan tidak kunjung datang sampai hari ini," ungkap salah seorang petani Alber Siallagan, didampingi petani lainnya, Ngolu Siallagan dan Hotman Siallahi.

Hal yang sama juga disampaikan Teysa Manik petani di Desa Siallagan Pindaraya dan Thamrin Rumahorbo warga Desa Ambarita. Mereka mengaku, beberapa petani di desanya telah melakukan pembibitan, namun tidak bisa ditanam ke tempat lokasi yang akan diinginkan semula karena lahan pertanian sudah kembali mengering. 

Sementara itu, F Sitanggang salah satu warga peduli lingkungan menyesalkan kurang tanggapnya Pemerintah Kabupaten Samosir secara khusus Dinas Pertanian Kabupaten Samosir dalam memberikan respon kepada para petani yang mengeluhkan kekeringan.

"Pemerintah harus merespon cepat, sebab ribuan bahkan ratusan ribu masyarakat petani di Samosir menggantung hidup dari sektor pertanian," tegasnya.

Ironisnya, Kepala Dinas Pertanian Samosir, Erkanus Simbolon ketika dikonfirmasi masalah ini, tidak menjelaskan secara rinci program dan rencananya ke depan. Hanya saja, dia mengatakan masih pikir-pikir mengusulkan anggaran.