JAKARTA - Tidak ada yang pernah menduga Shelly Selowati HS Miranda bakal terseret ke dunia tinju amatir. Apalagi, dia pernah mencatat segudang prestasi saat menjadi perenang nasional.

"Tadinya, saya hanya diajak mantan Sekjen PB Pertina Almarhum Pulo Pardede membantu panitia Kejuaraan Tinju Piala Presiden 2011," ujarnya.

"Eh, taunya saya malah diminta Presiden Asosiasi Tinju Amatir Internasional (AIBA) dan Konfederasi Tinju Amatir Asia (ASBC) menjadi Ketua Tinju Wanita. Dan, sekarang saya mendapat kepercayaan sebagai Sekjen PB Pertina. Ini merupakan amanah yang harus jalankan dengan baik," katanya.

Kini, Shelly menjabat sebagai International Technical Official (IT0) dan Executive Committe Member di ASBC dan Woman Commission Member di AIBA.

Nama Shelly cukup dikenal di dunia renang Indonesia. Wanita kelahiran Malang, 30 Maret 1966 ini pernah menyumbangkan 5 emas, 5 perak, 4 perunggu pada SEA Games 1977, 79, 81, 83. Bahkan, dia juga meraih 2 perak 3 perunggu pada Asian Games 1978 dan 1982.

Dan, dia juga tercatat menjadi satu-satunya perenang putri Indonesia yang meraih medali pada nomor 200 M Gaya Kupu pada Asian Games New Delhi 1982.

Lantas apa upaya Shelly dalam membangun prestasi tinju amatir Indonesia yang sempat melahirkan Ferry Moniaga, Albert Papailaya dan La Paene Masara yang menembus perempat finalis Olimpiade?

"Tinju itu aspek non teknis sangat berpengaruh. Memajukan tinju amatir itu bukan hanya mempersiapkan petinju saja. Segala aspek perlu dibangun seperti kualitas wasit/hakim, pelatih dan official juga harus mendapat perhatian. Jadi, kita harus membangunnya secara bersamaan," katanya. ***