MEDAN - Peningkatan produksi kopi Sumatera Utara (Sumut) tahun 2017 akan dilakukan melalui program intensifikasi. Program yang ditargetkan bergulir pada bulan Juli 2017 ini, akan dilakukan di Kabupaten Simalungun, Humbang Hasundutan (Humbahas), Mandailing Natal (Madina), Toba Samosir (Tobasa), Tapanuli Utara (Taput) dan Dairi seluas 7.500 hektare.

"Dana untuk program intensifikasi kopi berasal dari APBN dan APBD," kata Kepala Dinas Perkebunan Sumut Herawati di Medan.

Pelaksanaan program intensifikasi saat ini kata dia, memasuki tahap pembahasan dokumen anggaran dan persiapan calon petani dan calon lahan (CPCL).

"Pembahasan anggaran yang berasal dari dana APBN dan APBD sedang berjalan saat ini. Sementara CPCL-nya sedang diinventarisasi di lapangan oleh Dinas Perkebunan kabupaten/kota," katanya.

Inventarisasi CPCL kata Herawati, diharapkan sudah disampaikan ke Dinas Perkebunan Sumut pada awal Maret 2017. Sehingga bulan April bisa ditenderkan pengadaan sarana produksinya dan distribusi bantuan dapat dilaksanakan pada bulan Juli 2017.

Terkait kriteria yang masuk dalam program intensifikasi, lahan petani kopi harus memiliki status yang jelas dan usia tanaman sampai dengan umur 10 tahun. Kriteria ditentukan agar program intensifikasi tepat sasaran dan target peningkatan produksi bisa tercapai.

"Intensifikasi harus berhasil supaya produksi kopi bisa ditingkatkan. Terlebih kebutuhan kopi dunia semakin tinggi karena sudah menjadi gaya hidup. Tentunya Sumut harus membidik peluang ini dan bisa meningkatkan nilai ekspor," kata Herawati.

Peluang peningkatan ekspor kopi memang cukup besar. Hal itu disebabkan peningkatan konsumsi kopi dunia tidak diimbangi dengan pasokan bahan baku. Karenanya, kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan terlebih Sumut masih memiliki potensi besar untuk mengembangkannya.

Sumut memang masih memiliki potensi besar untuk mengembangkan areal pertanaman kopi. Dengan mengandalkan benih kopi Sigararutang, Sumut berpotensi mengembangkan tanaman kopi di lahan seluas 850.000 hektare.

Untuk potensi areal ini, Sumut bahkan bisa menjamin benih sekitar 350.000 kg atau setara 1.375.000 benih per tahun dari sumber benih di Dairi, Tapanuli Utara dan daerah sentra kopi lainnya di Sumut.

Selain intensifikasi, peningkatan daya saing pelaku usaha/petani di daerah penghasil kopi juga akan dilakukan melalui pelatihan pengembangan kelembagaan, pelatihan kepemimpinan dan komunikasi, pelatihan teknis budidaya, panen dan pasca panen.

Pengamat pertanian Sumut Prof Abdul Rauf mengatakan, intensifikasi kopi yang akan segera dilakukan sangat bagus untuk mendongkrak produktivitasnya. Karena banyak tanamannya tidak terawat sehingga hasilnya melorot.

"Tanaman yang sudah tua dan tidak produktif memang lebih bagus dilakukan intensifikasi. Karena hal itu lebih efektif dalam meningkatkan produksi dibandingkan perluasan areal," katanya.