MEDAN - Ribuan umat Islam dari segala penjuru tanah air tumpah ruah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (11/2/2017) siang, saat Aksi Bela Islam jilid IV. Tidak hanya di dalam masjid saja, lautan umat Islam juga terlihat memenuhi jalan-jalan sekitar masjid.  Pada pukul 10.45 WIB, massa yag mayoritas berpakaian putih-putih memadati Jalan Medan Merdeka Timur. Mereka datang dari berbagai sudut dan mendekat ke gambir.

Sebagian besar massa datang dari Stasiun Juanda. Mereka berjalan kaki menuju Istiqlal yang jaraknya relatif tak begitu jauh.

Di dalam Masjid Istiqlal, ulama besar umat Islam, Al Habib Muhammad Rizieq bin Husein Shihab menjelaskan, Aksi Bela Islam IV ini dilakukan hanya untuk mencari ridho Allah. "Apapun risiko yang kita hadapi, yang penting Allah SWT ridho bersama kita," ungkap Habib dihadapan ribuan umat Islam.

Kepada pemerintah, dirinya meminta agar jangan memaknai aksi ini dengan aksi anti NKRI, anti Pancasila, karena umat Islam bukan musuh bangsa ini. "Jika ini dicurigai sebagai anti Bhineka Tunggal Ika, maka saya pastikan tidak akan ada lagi kebhinekaan di negeri ini," ujarnya.

Umat Islam itu, kata Habib, harus disayang, bukan ditendang. Jangan dijadikan musuh, tapi dirangkul untuk maju. "Umat Islam dan ulama itu harus diajak dialog bukan ditonjok, umat dan ulama harus dipeluk bukan digebuk," jelasnya.

Mengenai adanya pembakaran Posko FPI, dilempar molotov, Al Habib Rizieq menyebutkan, FPI tidak akan terpancing, sebab mereka memang tidak boleh terprovokasi oleh aksi orang yang tidak bertanggung jawab.

"Sudah ada dialog GNPF MUI dengan Menko Polhukam, dan sdh kita sampaikan bahwa aksi-aksi yang kita lakukan selama ini hanya untuk bela agama, minta ditegakkan hukum pada si Ahok penista agama, dan Wiranto memahami tuntutan itu dan akan mengawalnya," ungkap Imam Besar FPI itu.

"Wiranto juga sepakat bahwa dialog akan terus dilakukan. Karena itu kami meminta agar sekitar (umat Islam) semua (dapat) menahan diri, dan juga meminta pemerintah agar tidak memprovokasi, mengkriminalkan ulama, memfitnah ulama. Stop kriminalisasi ulama," terangnya.

Dengan tegas, Habib Rizieq juga mengungkapkan, untuk menyudahi fitnah-fitnah terhadap ulama. "Cukuplah fitnah-fitnah tersebut, karena kami sudah kenyang dengan banyak fitnah. Mari kita stop provokasi kita sampai di sini," pintanya.

Dalam majelis dzikir itu, Habib juga menyampaikan, bahwa terhitung jam 00.01 tadi malam dirinya sudah menjadi DPO di Polda Jabar. Namun, dirinya meminta seluruh kuasa hukumnya agar berkordinasi dengan Polda Jabar, terkait jadwal ulang pemeriksaannya.

"Kenapa saya tidak datang, karena saya punya kewajiban untuk menjaga kepentingan umat, dan saya pastikan saya tidak pernah kabur dan takut. Kita minta jangan ada rekayasa, jangan ada yg dibuat-buat kasus yang dituduhkan kepada kami," tegasnya.

Pada kesempatan itu, dirnya menyatakan ketidakinginannya Ustad Bakhtiar Nasir ditahan, tidak ingin Munarman ditahan, dan dia juga tidak rela satu ustad pun di GNPF MUI ditahan. "Karena itu kita akan kedepankan dialog untuk menyelesaikan semua persoalan ini," tandasnya.