MEDAN - Pembatalan sepihak oleh maskapai penerbangan yang rencananya akan mengangkut massa aksi sholat subuh berjamaah di Masjid Istiqlal Jakarta (aksi 112), bukan hanya dialami massa Gerakan Anti Penistaan Agama (GAPAI) Sumatera Utara.

Berdasarkan informasi yang beredar, massa di sejumlah provinsi yang akan berangkat ke Jakarta juga gagal berangkat dikarenakan pembatalan sepihak oleh maskapai penerbangan.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumut, Sugiat Santoso angkat bicara. Ia menilai, ada indikasi dari pihak tertentu untuk menghalang-halangi langkah peserta aksi. Sugiat pun mencurigai, ini terjadi dikarenakan intervensi dari pemerintah guna menghentikan keberangkatan umat Islam menuju Jakarta.

"Kecurigaan kita, bahwa ini rentetan berkelanjutan dari pemerintah. Pasti yang bisa mengintervensi maskapai itu adalah pihak yang kuat, tidak mungkin sembarangan kelompok bisa melakukan itu," katanya ketika dikonfirmasi GoSumut Jumat (10/2/2017) malam.

Karenanya, kata dia, pihaknya sangat menyayangkan sikap maskapai yang sebelumnya telah berkomitmen untuk memberangkatkan 425 peserta aksi 112, malah membatalkan secara sepihak.

"Kita sangat menyayangkan langkah pihak maskapai membatalkan jadwal penerbangannya. Padahal, sebelumnya sudah berkomitmen untuk memberangkatkan kawan-kawan yang ingin ikut aksi bela Islam 112, itu sangat kita sayangkan," kesalnya sembari menjelaskan kejadian ini bukan hanya di Sumut, tetapi juga di provinsi-provinsi lain.

Akan tetapi, ia menegaskan, dirinya meyakini, aksi tersebut tidak akan terhenti oleh upaya apapun. Sebab, aksi itu merupakan bagian dari skenario dari Yang Maha Kuasa.

"Tapi saya yakin dan percaya, kebangkitan umat Islam ini tidak bisa dihalangi atau dilemahkan oleh rekayasa apapun. Sekali lagi, ulama-ulama kita sudah mengatakan, bahwa apa yang terjadi saat ini adalah skenario Allah," tegasnya.

Senada dengan itu, Koordinator GAPAI Sumut, M Sahbana mengatakan, dirinya telah menduga adanya upaya pencegahan dari kelompok tertentu atas aksi umat Islam itu. Sebab, dia melihat dari sikap rezim dalam menghalau usaha keberangkatan umat Islam di aksi-aksi sebelumnya. Salah satunya, seperti surat edaran pemerintah beberapa waktu lalu mengenai pelarangan pengusaha bus untuk memberangkatkan peserta aksi.

"Sejak jauh hari saya juga sudah prediksi kalau keberangkatan ini bakal dipersulit. Sebab dari aksi-aksi sebelumnya juga begitu," katanya.

Sebelumnya, GAPAI Sumut akan memberangkatkan 425 peserta aksi dengan memesan jasa maskapai penerbangan. Saat itu, pihak maskapai berkomitmen untuk memberangkatkan. Sebab, data para peserta telah diterima maskapai. Namun, beberapa saat menjelang keberangkatan, maskapai tiba-tiba membatalkannya dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal. Akibatnya, 425 massa aksi hingga saat ini belum berangkat dan masih menunggu kepastian.