MEDAN - Keberangkatan sejumlah umat Islam dari berbagai elemen masyarakat dalam Aksi Bela Islam dari Kota Medan menuju Ibukota Jakarta, dimanfaatkan oleh pelaku bisnis, maskapai penerbangan.  Informasi yang dihimpun dari sejumlah tempat pemesanan tiket penerbangan, biasanya tiket Medan-Jakarta dibandrol mulai Rp500 ribu - Rp. 800 ribu untuk sekali perjalanan. Namun, diduga karena lonjakan penumpang untuk aksi bela Islam, ongkos tersebut mengalami pelonjakan yang tidak wajar.

"Biasanya, ongkos tiket pesawat terbang jurusan Medan-Jakarta sekitar Rp500 ribu hingga Rp800 ribu, kini menjadi satu sampai dua juta rupiah untuk pemesanan pada hari Jum’at (10/2/2017)," kata Fandi, salah seorang petugas reservasi tiket Sriwijaya Air, cabang Jalan Iskandar Muda, Medan, kepada GoSumut, Jumat (10/2/2017). 

Dari tiga kali jadwal keberangkatan, kata Fandi, tiket tujuan Medan-Jakarta pada hari ini, hanya tersisa satu jadwal penerbangan lagi dengan harga Rp1.224.000.

Sementara itu, situs pembelian tiket online traveloka.com, dari hasil pencarian juga menunjukkan lonjakan harga. Harga tertinggi ongkos tiket Sriwijaya Air untuk tujuan Medan-Jakarta seharga Rp2.151.000. Kemudian harga tiket pesawat tertinggi maskapai penerbangan Batik Air seharga Rp1.236.700, Citilink Rp.1.971.991, Garuda Indonesia Rp.2.846.000 dan Lion Air Rp810.900.

Hasil pencarian tiket pesawat online, pada hari Sabtu, (11/2/2017), harga tiket pesawat maskapai penerbangan yang memasang harga di atas Rp 1 juta - Rp2 juta, seperti Sriwijaya Air, Garuda Indonesia dan Lion Air, justru kembali normal. Padahal, hari Sabtu merupakan akhir pekan. Biasanya di akhir pekan, atau menjelang hari libur ongkos tiket pesawat terbang melonjak naik. Harga tiket pesawat terbang yang mengalami lonjakan tertinggi terdapat pada maskapai penerbangan Batik Air seharga Rp.2.350.100.

Menanggapi hal tersebut, akademis sosial politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Shohibul Anshor Siregar mengatakan, naiknya ongkos tiket pesawat Medan-Jakarta adalah suatu fenomena. Dirinya juga belum bisa memastikan apakah kenaikan ongkos tersebut berkaitan dengan mobilisasi keberangkatan Ormas Islam ke Jakarta.

"Saya tidak bisa memastikan apakah kenaikan ongkos pesawat ini berkaitan dengan mobilisasi massa Ormas Islam ke Jakarta, kita hanya menilai ini hanya sebatas fenomena," kata Shohib ketika ditemui di ruang kerjanya di Kampus UMSU, Jalan Mukhtar Basri Medan. 

Dirinya menilai, melonjaknya harga tiket adalah suatu kebiasaan masyarakat. Dapat disamakan fenomena ini seperti kenaikan ongkos pesawat di saat hari raya atau libur panjang. "Pelaku dunia usaha di maskapai penerbangan menjadikan informasi gelombang unjuk rasa 211 menjadi trend peningkatan angka pendapatan mereka seperti pada hari hari raya atau libur panjang," tandasnya.