JAKARTA - Djafar Afghani (41), salah seorang penumpang, pada penerbangan pesawat Garuda GA 611 rute Makassar-Jakarta, Rabu (8/2/2017), dikabarkan meninggal akibat guncangan hebat di udara.

PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (Persero) membantah kabar tersebut. ''Tidak ada guncangan hebat,'' kata Vice President Corporate Communication Garuda, Benny S. Butarbutar, dalam keterangan tertulisnya, seperti dikutip dari dream.co.id.

Benny menjelaskan, pesawat Garuda GA 611 sebelumnya bertolak dari Makassar pukul 06.20 WITA dan mendarat di Jakarta pukul 07.45 WIB. Mendekati tujuan, seorang penumpang tiba-tiba jatuh pingsan.

Djafar Afghani merupakan penumpang yang duduk di kursi 22K. Awak pesawat sempat memberikan pertolongan pertama kepada Afghan.

''Sekitar 20 menit sebelum mendarat, penumpang mengalami pingsan,'' kata dia.

Pilot, ujar Benny, kemudian bertanya kepada para penumpang pesawat jika diantara mereka ada yang berprofesi sebagai dokter. Dia berkata ada seorang penumpang yang merupakan seorang dokter dan membantu memeriksa kondisi Afghan.

''Setelah melakukan pemeriksaan, dirasa perlu ada penanganan lebih lanjut (medical assistance) untuk pax (baca: passenger/penumpang) yang bersangkutan,'' kata dia.

Benny mengatakan awak pesawat menghubungi pihak Bandara Soekarno-Hatta untuk mendatangkan ambulans yang bertujuan mengantarkan penumpang ke Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekaro-Hatta.

''Setibanya di Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekaro-Hatta, penumpang segera mendapatkan pemeriksaan dan tidak lama kemudian dokter yang melakukan pemeriksaan, menyatakan yang bersangkutan meninggal dengan diagnosis serangan jantung,'' kata dia.

Benny mengatakan maskapai BUMN ini telah mengikuti prosedur untuk menangani penumpang yang sakit. Selain memberikan tindakan responsif kepada Afghan, Garuda pun turut membantu mempersiapkan fasilitas penunjang untuk memulangkan jenazah.

''Tindakan tersebut merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mengedepankan layanan terbaik kepada penumpang,'' kata dia.***