JAKARTA - Anggota DPR RI asal Sulsel Muchtar Tompo mengaku diancam bahkan ditonjok oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Chappy Hakim.

Peristiwa itu terjadi usai rapat dengan seluruh perusahaan tambang bersama Komisi VII DPR RI, Kamis (9/2). Bahkan, kejadian itu sontak membuat kaget seluruh undangan yang hadir di ruangan tersebut.

Muchtar yang dikonfirmasi terkait peristiwa itu membenarkan adanya penganiayaan oleh bos freeport terhadap dirinya. Bahkan dirinya mengaku tak pernah punya masalah dengan Maroef.

Muchtar menceritakan dalam rapat kemarin Komisi VII DPR RI mempertanyakan kepada freeport yang sampai saat ini tak kunjung membangun pabrik smelter. Padahal seluruh perusahaan tambang wajib memiliki smelter.

"Rapat tadi (Hari ini, Red) sebenarnya merupakan lanjutan rapat pada Desember 2016 lalu, dan saat itu sudah ada kesimpulan dari Komisi VII DPR RI agar perusahaan yang belum punya pabrik smelter agar segera membangunnya karena itu melanggar Undang-Undang Minerba. Namun pihak PT Freeport sama sekali tak memperlihatkan itikad baik untuk membangun smelter," kata Muchtar.

Menurut pengakuan Mukhtar, hal itu bermula dari Mukthar Tompo yang mengomentari Freeport tentang pembangunan smelter.

"Saya komentari tentang smelter," kata Mukhtar kepada wartawan di Kompleks DPR, Jakarta, Kamis (9/2/2017).

"Saya bilang amanah UU minerba harus membangun smelter dan itu tidak dilakukan Freeport dari dulu," ungkap Mukhtar.

Ketika rapat selesai, Mukhtar hendak bersalamanan lantas ditepis Chappy. Dan, mantan KASAU itu, melayangkan amarahnya.

"Kemudian dia sensi, setelah itu rapat, saya berdiri sampai di sana (mendekat Chappy) mau jabat tangan. Tapi, tangan saya di tampias (ditepis), baru dia nunjuk-nunjuk di dada saya," ucapnya.

"Dia bilang kau jangan macam-macam. Mana tidak konsisten?," ujar Mukthar meniru Chappy. "Dia (memang) marah-marah," pungkas kader Partai Hanura asal Sulawesi Selatan ini. ***