JAKARTA - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin mengatakan sudah memaafkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang telah menghinanya dalam persidangan, namun dia tidak menolak ditemui Ahok.

"Saya sibuk, saya banyak urusan," ujar Ma'ruf di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama DKI Jakarta, Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (7/2/2017), seperti dikutip dari tempo.co.

"Urusan apanya (mau bertemu)? Kan saya sudah memberi maaf," sambung Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Sementara Khatib Suriyah PBNU Asrorun Ni'am Soleh mengatakan kedatangan Ma'ruf ke Kantor PWNU Jakarta untuk melakukan pertemuan dengan para ulama. ''Makanya Rais Aam (Ma'ruf) melakukan pertemuan ini, jangan sampai enggak terkontrol (bergejolak),'' ujarnya.

Asrorun berujar Kiai Ma'ruf memang sudah memaafkan Ahok, namun jamaahnya belum tentu memaafkan. ''Ulama enggak marah, biasanya jamaah yang marah. Ya, itu wajar kan? Kalau enggak marah bukan santri,'' jelasnya.

Awalnya polemik Ahok-Ma'ruf muncul saat ulama sepuh itu dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan kedelapan perkara penodaan agama di Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Selasa, 31 Januari 2017.

Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid mengatakan dalam sidang itu, tim pengacara Ahok telah memperlakukan saksi dengan tidak mengindahkan nilai-nilai etika dan kesantunan. Sebab, selama persidangan, tim pengacara Ahok dianggap menggali informasi dari saksi yang cenderung mengaitkan dengan hal-hal yang tidak pantas.

Selain itu, Ahok keberatan atas kesaksian yang disampaikan Ma’ruf dalam persidangan itu. Meski demikian, Ahok telah menyampaikan permintaan maafnya, baik melalui akun YouTube maupun keterangan tertulis. ***