JAKARTA - Raja Arab Saudi dijadwalkan akan berkunjung ke Indonesia selama satu minggu. Raja Salman diperkirakan sampai di Jakarta pada 1 Maret 2017 mendatang.

Sebelum kedatangan Raja Salman, menurut Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, pada 15-16 Februari 2017 akan didahului dengan kunjungan Ketua Majelis Syuro atau DPR/MPR nya Arab Saudi.

"Iya kita akan menerima dua kunjungan dari Arab Saudi pertama Ketua Majelis Suro dan kedua kedatangan Raja Salman. Kita (DPR,red) akan menerima Ketua Majelis Suro disini, dalam rangka persiapan kunjungan Raja Salman pada bulan Maret," ujarnya, Rabu (7/2/2017) di Gedung DPR RI.

Terkait kunjungan Raja Salman sendiri kata Fahri, merupakan kunjungan bersejarah, dimana pada tahun 1970 Raja Arab Saudi ketika itu yakni Raja Faisal juga berkunjung di Indonesia.

"Kunjungan Raja Salman ini lebih merupakan kunjungan sejarah, sebagai napak tilas dari kunjungan Raja Faisal. Raja Faisal saat itu berkunjung pada 10 - 13 Juni 1970. Nah Raja Salman ini akan mengulangi napak tilas itu, dan kunjungannya seminggu lebih disini. Karena ini kunjungan bersejarah, jadi kita persiapkan segala sesuatunya dengan baik," pinta Fahri.

Terkait kunjungan tersebut, Fahri Hamzah mengaku akan ada beberapa pertemuan yang membahas berbagai persoalan kerjasama antar kedua negara.

"Saya mendengar tapi ini perlu di cek kepada pemerintah, akan ada pertemuan yang cukup intensif dan juga diantara menteri-menteri. Jadi Kemenlu juga harus menjelaskannya nanti, serta mempersiapkan kunjungan ini, karena ini kunjungan historis," ujarnya.

Apalagi kata Fahri, dirinya sudah menonton video kunjungan Raja Faisal 47 tahun yang lalu yang diharapkan perlakuan yang sama juga dilakukan untuk menyambut Raja Salman.

"Di video itu saya melihat, dari Kemayoran sampai Istana penuh dengan anak-anak sekolah menyambut, mengangkat bendera Saudi dan bendera Merah Putih menyambut Raja Faisal dan dijemput langsung oleh Pak Harto pada waktu itu. Saya kira kunjungan seperti ini yang  dirindukan oleh Raja Salman," tukasnya.

Masih kata Fahri, Saudi merupakan negara sahabat yang paling lama dengan Indonesia. "Maka kita sambut dengan sebaik-baiknya. Saudi tidak saja dengan Indonesia yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tetapi mereka memiliki kekuatan ekonomi yang dahsyat. Saudi juga baru saja mengembalikan kuota kita," ujarnya.

Dengan kedatangan Raja Salman tersebut kata fahri, harus dimanfaatkan untuk meloby agar jumlah kuota Haji Indonesia ditambah.

"Kalau kita pintar ngomongnya, kuota kita bisa ditambah lagi oleh Raja Salman. Saya mengusulkan, agar senior kita bisa pergi haji duluan. Apalagi sekarang ini sudah ada Badan Pengelola Keuangan Haji, jadi sudah bisa menalangi orang-orang tua yang belum bisa menuntaskan pembayarannya. Bisa dituntaskan dulu dengan mendapat jaminan dari Badan Pengelola Haji," pintanya.

Sementara itu, ketika ditanya soal kerjasama importir minyak Indonesia dengan Iran. Fahri mewanti-wanti Pemerintah agar tidak menyinggungnya dalam kunjungan Raja Salman tersebut.

"Kita harus hati-hati menempatkan, sekarang posisi Arab Saudi dengan Iran di forum-forum internasional kurang harmonis. Karena itu kita harus lebih hati-hati, keduanya adalah negara sahabat kita. Tetapi cara kita untuk membangun relasi dengan mereka tentu tidak boleh melukai atau mempertegang dua negara tetangga sahabat kita itu. Tetapi bila perlu kita bisa mengajak mereka ke persatuan yang lebih baik ke depan," pungkas Fahri.***