MEDAN - Sekretaris Daerah Provinsi Sumut Hasban Ritonga mendukung rencana pameran Pers Sumut yang diselenggarakan Dewan Harian Daerah (DHD) angkatan 45. Karena jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, atau sebelum sumpah pemuda salah satu media terbitan Sumut sudah mencetuskan kemerdekaan. Hal ini diungkap pada saat audiensi bersama bersama DHD '45 , Senin (6/2/2017) di ruang kerjanya Gedung lama kantor Gubernur Sumut.

Hadir saat itu Ketua DHD' 45 dan juga mantan Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH, pakar sejarah Unimed DR Ichwan Azhari, Ketua Dewan Kehormatan PWI Sumut H Sofyan Harahap serta unsur pengurus DHD '45 diantara Sutan Djalaluddin Siregar, Usman Effendy Rambe san Zulkifli Tanjung. Sementara Sekdaprovsu didampingi oleh Asisten 1 Jumsadi , Kadis Kominfo Fitrius

Sekdaprovsu mengatakan bahwa pers Indonesia juga memiliki peran penting untuk meraih kemerdekaan, baik saat meliput hingga proses pembuatan berita hingga penerbitan.

Terlebih lagi pers Sumatera Utara bisa dikatakan memiliki pers yang bisa disebut sebagai pahlawan. "Tokoh-tokoh pres kita layak dikatakan sebagai pahlawan karena melalui tulisan dan liputan saat di medan perang tidak mengenal takut,"paparnya.

Untuk itulah Sekdaprovsu akan mengusulkan dibuat atau dibangun museum pers yang isinya tentang perjuangan tokoh-tokoh pers dahulu,"kata Hasban.

Sehubungan dengan pameran pers, Sekdaprovsu akan berkoordinasi Dinas Pendidikan Sumut untuk melibatkan para siswa SMU sederajat agar melihat dan mengetahui bagaimana media peran meraih kemerdekaan melalui tulisan.

Hal ini dibenarkan oleh Ketua DHD angkatan 45 Nurdin Lubis  bahwa pameran itu akan diselenggarakan mulai 9 -16 Februari 2017, selain memamerkan dunia pers sebelum kemerdekaan hingga merdeka hingga zaman orde baru. Momen ini kata Nurdin mengambil peringatan hari pres nasional yang pada bulan Februari.

Sementara pakar sejarah Unimed Ichwan mengatakan pers sejarah Indonesia memiliki sejarah penting dalam meraih kemerdekaan, ini dapat dilihat dari setiap tulisannya. Untuk Sumut sendiri kemerdekaan sudah diungkapkan pada media Benih Merdeka yang terbit sebelum sumpah pemuda pada tahun 1916

Ichwan sendiri mendapatkan informasi ini dari arsip nasional yang ada di Belanda. "Perlu diketahui setiap koran yang diterbitkan selalu ada untuk pemerintah Belanda. Dan dilakukan arsib oleh pemerintah Belanda saat itu,"ungkapnya.

Untuk itulah pameran pers ini sangat penting bagi pelajar agar mengetahui bertapa beratnya para penjuang meraih kemerdekaan baik yang mengangkat bambu runcing dan pena.

Selain itu pameran ini sangat penting agar pada perayaan pers nasional tahun depan dan dilakukan di Sumut, museum ini bisa mengambarkan media sebelum kemerdekaan.

Ini dibenarkan Ketua Dewan Kehormatan PWI Sumut Sofyan Harahap bahwa media yang saat itu ada diantaranya Waspada, Mimbar Umum, Suluh Kemerdekaan dan Sumateta Sinbau yang diterbitkan Jepang.