TAPANULI SELATAN - Mengetahui berita soal rumah yang nyaris roboh di Desa Paranjulu, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Kapolres Tapsel langsung merespon dan siap untuk memperbaikinya. Bahkan, Kapolres langsung meletakkan batu pertama sebagai tanda rumah milik Keluarga Amran Ritonga kembali dibangun. AKBP Rony Samtana mengatakan, ia merasa prihatin dan miris melihat kondisi rumah warga yang berada di wilayah hukumnya.

"Saya sangat berterima kasih sebelumnya kepada rekan-rekan media yang telah memberitahukan informasi tentang kondisi rumah warga ini. Kita sudah koordinasi, dan siap untuk merehab dan memperbaiki rumah keluarga Amran Ritonga ini," jelas mantan penyidik KPK ini saat meletakkan batu pertama pembangunan rumah Amran Ritonga, Selasa (7/2/2017).

Kata Rony, kondisi rumah warga yang nyaris roboh ini sangat tidak layak ditempati. Sudah miring, bagian dalam rumah juga kumuh.

"Apalagi melihat kondisi rumah yang nyaris roboh tapi masih ditempati untuk berlindung dari panas dan hujan, ini sangat membahayakan bagi keluarga," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Paran Julu, Awal Ritonga, juga mengucapkan terima kasih atas kepedulian kapolres terhadap masyarakat di wilayah hukumnya. "Kami selaku warga desa sangat berbangga hati karena seorang Kapolres mau ikut peduli dan membedah rumah warga kami," ungkap Kades.

Hal yang sama juga dikatakan, Amran Ritonga, pemilik rumah yang nyaris roboh tersebut, merasa senang dan sedih. "Saya berterima kasih kepada bapak Kapolres Tapsel, semoga dibalas kebaikannya oleh Allah," ucapnya haru.

Sebelumnya, rumah yang dihuni Amran Ritongan bersama istri dan anaknya terbilang sangat tidak layak. Selain memprihatinkan, rumah keluarga di Desa Paranjulu, Kecamatan Sipirok  yang selama tiga tahun ditempati ini nyaris roboh dan kumuh.

Sebelumnya, Melisa Siregar, istri dari Amran Ritonga mengatakan, sekitar tiga tahun yang lalu mereka sudah menempati rumah yang merupakan peninggalan keluarga mereka. Waktu itu, kata Melisa, kondisinya belum separah ini. Namun akibat keterpurukan ekonomi, rumah yang sudah berusia tua itu berangsur-angsur roboh dan tak sanggup untuk memperbaikinya. Bahkan pemerintah setempat pun terkesan tutup mata.