JAKARTA - Jaringan Aktivis Muda Muhammadiyah memiliki perananan penting dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini. Rekam jejak Muhamdiyah tak bisa dipisahkan dari kemajuan Indonesia selama ini baik sebelum kemerdekaan maupun paska kemerdekaan.

Demikian disampaikan oleh Ketua Desk Pilkada DPP Partai Keadilan Sejahtera, Aboebakar Alhabsyi saat bersilaturahmi dengan Angkatan Muda Muhammadiyah DKI Jakarta, yang tergabung dalam Jaringan Fastabikhul Khoirat (Fastkho), di Rumah Makan Cibiuk, Tebet, Jakarta Selatan, Senin malam (6/1/2017).

Seperti diketahui, organ ini terdiri dari aktivis-aktivis muda PW Provinsi DKI Jakarta diantaranya Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah serta Nasyiatul Aisyiah.

"Hari ini pilkada DKI bukan hanya tentang Anies-Sandi, melainkan tentang kita sebagai pemilik masa depan Kota ini, perubahan semakin dekat dan harapan itu semakin nyata dengan semakin banyaknya orang-orang muda yg sadar akan pentingnya perbaikan kota ini,"ujarnya.

Dewan Pembina Forum Bersama Jakarta ini meyakinkan jaringan Aktivis Muhamdiyah bahwa pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno merupakan figur yang diperlukan Jakarta saat ini.

"Dari jejak rekam yang ada, Anies-Sandi merupakan pasangan yang paling  siap dengan semangat, visi dan misinya yang berpihak kepada warga DKI Jakarta," tegasnya.

Untuk itu, pria kelahiran Tanah Abang ini kembali menegaskan bahwa dirinya mengajak  Angkatan Muda Muhammadiyah ini menjadi bagian penting dalam menggelorakan perubahan yang terjadi saat ini.

"Bukan hanya sebagai penonton, namun jadi agen penggerak dan perubahan dengan harapan baru, mari kia mengumpulkan yang berserakan, merangkul yang terpinggirkan, demi kemenangan paslon No.3, Anies-Sandi," tandasnya.

Sebelumnya pada Senin sore, Aboebakar Alhabsyi menggelar kegiatan di Kelurahan Halim Jakarta Timur. 

Dihadapan masyarakat kelurahan Halim tersebut, Anggota Komisi III DPR itu menyampaikan bahwa Pilkada DKI 2017 merupakan momentum untuk memilih pemimpin yang beradab dan santun.

"Bila pimpinan kita punya pemimpin yang suka lupa janji, kerap menggusur, dan cara ngomongnya tidak bisa dijadikan teladan, tentunya kota ini tidak akan manju peradabannya," ujarnya.

Lanjut Aboebakar, Warga Jakarta tak hanya ingin membangun gedung bertingkat, namun lebih jauh warganya harus berjaya, cerdas dan beradab.

"Saat ini Allah sudah memberikan kesempatan kepada kita untuk membuat perubahan dengan mengirim calon yang santun dan bersih. Sekarang tergantung kita, apakah kita akan menyambut perubahan yang sudah dikasih jalan atau tidak," pungkasnya. (*/dnl)