TAPANULI SELATAN - Rumah yang dihuni Amran Ritonga (45) bersama istri dan anaknya terbilang sangat tidak layak. Selain memprihatinkan, rumah keluarga di Desa Paranjulu, Kecamatan Sipirok  yang selama tiga tahun ditempati ini terlihat kumuh dan nyaris roboh. Melisa Siregar (40), istri dari Amran Ritonga mengatakan, sekitar tiga tahun yang lalu mereka sudah menempati rumah yang merupakan peninggalan keluarga mereka. Waktu itu, kata Melisa, kondisinya belum separah ini. Namun akibat keterpurukan ekonomi, rumah yang sudah berusia tua itu berangsur-angsur rubuh dan tak sanggup untuk memperbaikinya.

"Kami sudah tiga tahun tinggal di sini, bersama suami dan satu orang anak kami. Baru setahun ini kondisinya begini, mau dibetulin gak ada duit," ujar Melisa baru-baru ini dan mengaku suaminya hanya bekerja sebagai pemulung.

Cerita Melisa, meskipun belum memiliki uang, ia dan keluarganya tetap bertahan di rumah tersebut. Sebab, hanya rumah itu yang digunakan mereka sebagai tempat tinggal.

"Ini rumah warisan, kalau ditinggalkan mau di mana lagi kami tinggal. Suami pun kerjanya tukang panjal (pemulung, RED). Penghasilan pun jauh dari cukup," jelasnya pasrah.

Lukman, salah seorang warga dari desa lain yang mengetahui kondisi rumah warga tersebut juga mengaku miris dan prihatin. Apalagi, lokasinya berada di Kecamatan yang menjadi pusat Pemerintahan Kabupaten Tapsel. Dengan masih ditemukannya rumah seperti ini, dia berharap, baik pemerintah, warga maupun donatur dari pihak lainnya bersimpati dan rela untuk memperbaiki rumah Melisa.

"Kita sangat prihatin dan miris. Artinya, pemerintah harus peka dengan masalah seperti ini, sebab ini bisa menjadi tolak ukur maju, baik dan berkembangnya satu daerah. Mudah-mudahan ada pihak yang simpatik dan terbuka, dan rela memperbaiki rumah keluarga ini," harapnya.