DENPASAR - Rahma Prasetyo bin Tukiyo (29) ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi Blok K, Lapas Klas II A Denpasar, Minggu (5/2). 

Pria yang divonis 8 tahun penjara karena kasus pelecehan seksual pada anak ini sebelum gantung diri menulis surat wasiat untuk orangtua, istri dan kedua anaknya.

Kematian Rahma diketahui kali pertama oleh teman sesama narapidana, Eka Saputra (40) yang hendak membuang air kecil. Karena lama di kamar mandi, saksi menggedor-gedor pintu.

"Karena tidak ada jawaban, saksi curiga kemudian mengintip melalui sela-sela lubang pintu kamar mandi," kata sumber petugas sipir di Lapas Kerobokan, Badung Bali.

Melalui lubang kecil itu, Eka melihat leher korban sudah terikat kain berwarna putih dan hitam yang tergantung di teralis jendela besi. Saksi kemudian mencoba mendobrak kamar mandi dan menurunkan korban dari lilitan tali di lehernya.

Kapolres Badung AKBP Ruddi Setiawan, yang menerima laporan tersebut langsung menuju ke ke Lapas terbesar di Bali untuk mengetahui penyebab kematian seorang penghuni lapas tersebut. Terlebih kasus gantung diri di dalam Lapas Kerobokan ini sudah terjadi lebih dari tiga kali sejak dua tahun terakhir.

Menurutnya, dari pemeriksaan sementara tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban akibat tindak kekerasan.

"Jadi korban murni meninggal karena gantung diri," tuturnya seraya memastikan bahwa korban sudah diambil visum di RSUP Sanglah Denpasar, Minggu (5/2).

Menariknya, napi ini baru menjalani hukuman 1 tahun 3 bulan. Berikut tulisan buat orang-orang yang disayanginya.

"Buat ibuku dan bapak aku sayang, kalian jangan lupa kirim doa buat aku ya buk dan bapak. Salam juga buat Weke jangan pikirin aku. Aku udah di alam yang tenang kok. Maaf jika anakmu sering berbuat salah buk dan bapak. Aku sayang kalian dari ku Rahma," tulisnya.

Selain permohonan maaf kepada orangtua, pria asal Banyuwangi, Jawa Timur ini juga mencurahkan perasaan kepada istri dan anaknya.

"Buat yang tersayang Lisa dan Lika, maaf jika aku belum bisa membahagiakan kamu. Aku udah berusaha semampu ku untuk terbaik buat kamu. Aku emang keterlaluan buat kamu tapi aku ngelakuin itu karena aku gak mau kehilangan kamu. Maaf aku harus pergi duluan mama sampai kapan pun aku akan selalu sayang sama kalian berdua sampai ketemu di alam yang beda ya mama dan anak ayah jangan lupa sering kirim doa ya. Ayah sayang kalian berdua I LOVE YOU..."

Sementara itu, Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah dr Ida Bagus Putu Alit mengatakan dari hasil pemeriksaan itu, dipastikan jenazah korban murni gantung diri. Pada tubuh jenazah tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik.

"Kami hanya menemukan luka jerat pada leher sesuai dengan gambaran orang gantung diri," kata dr.Alit

Sampai saat ini jenazah masih dititipkan di instalasi kamar jenazah RSUP Sanglah. Belum satu pun pihak keluarga yang datang melihat kondisi jenazah. (mdk)