JAKARTA - Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengungkapkan suara Presiden Joko Widodo sempat meninggi saat mendengar ucapan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin dalam persidangan dugaan penistaan agama. 

Meski begitu, Luhut enggan menjelaskan apa maksud suara Jokowi yang meninggi gara-gara Ahok tersebut.

"Suara beliau agak tinggi kemarin karena ada saudara Ahok bicara seperti itu dan yang kami mau dan Presiden juga itu arahnya, demokrasi kita ini mesti kita jaga," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/2).

Luhut mengatakan, hal ini saat dirinya menjelaskan maksud pertemuannya dengan Ma'ruf Amin. Mantan Menko Polhukam ini mengatakan, kedatangannya tersebut hanya membahas soal pelbagai hal tentang kondisi negara.

Luhut mengaku dirinya dengan Rais Aam NU itu berteman cukup lama dan sering melakukan komunikasi.

"Intinya kita mau aman, baik-baik, jadi jangan dibawa kemana-mana, seperti ada yang bilang saya belain sana-sini, enggak ada," katanya.

Sementara itu, Luhut mengatakan, pertemuan itu merupakan inisiatif pribadi bukan atas permintaan dari Presiden.

Saat melaporkan isi pertemuannya dengan Ma'ruf Amin ke Presiden, Luhut menceritakan respon Jokowi yang menyebut pertemuan dirinya itu merupakan hal yang positif.

"'Iya sudah benar'. Gitu aja," kata Luhut.

Luhut juga berbicara soal cibiran yang menyebut seharusnya melakukan pertemuan yakni Menko Polhukam bukan dirinya yang saat ini menjabat sebagai Menko Kemaritiman.

Untuk hal ini, kata dia, merupakan suatu hal yang tak perlu dibesar-besarkan.

"Ada yang bilang ini, kok ada Menko Maritim? Saya telepon Pak Wiranto juga. Kan lebih bagus, jangan hanya jabatan, tapi perkawanan dalam keadaan-keadaan begini kan lebih bagus," ujarnya. (mdk)