LANGKAT - Produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit milik petani sawit di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dalam dua bulan terakhir terus menurun. Minimnya produksi membuat harga TBS terus bergerak naik hingga di level Rp 1.700 - Rp 1.850 per kilogram (kg).

Di perkebunan kelapa sawit wilayah Teluk Haru misalnya, tanaman kelapa sawit setiap satu hektare usia tanam 10 - 17 tahun, produksinya hanya berkisar antara 600 - 700 kg per hektare, yang biasanya mampu memproduksi berkisar 2,5 - 2,8 ton per hektare setiap bulannya.

"Kalau saat ini kami membeli sawit petani Rp 1.700 an per kg. harga sawit naik terus karena produksi menurun, saat ini masih musim trek, sementara permintaan pabrik cukup tinggi," sebut Selamat, seorang suplayer TBS kelapa sawit di Kelurahan Alur Dua Kecamatan Sei Lepan, Langkat.

Disebutkannya, harga penjualan TBS ke PKS (pabrik kelapa sawit) saat ini bervariasi, ada yang membeli Rp 2.000 per kg, dan ada juga yang masih di kisaran Rp 1.900-an per kg. Safruddin, petani sawit di Desa Paya Bengkuang Kecamatan Gebang, mengaku penjualan sawitnya seharga Rp 1.700 per kg.

"Kalau panen pekan lalu harga jual TBS kami mencapai Rp 1.700 per kg, tapi hari ini katanya naik lagi jadi Rp 1.750 per kg. Tapi saat ini saya tidak panen, pekan depan baru panen. Mudah-mudahan harga sawit terus bertahan dan tidak turun hingga di bawah Rp 1.000 per kg," kata dia.

Untuk kawasan Langkat Hulu, seperti di Kecamatan Salapian dan Kecamatan Kuala, harga TBS petani sudah di level harga Rp 1.820 per kg.

"Hari ini sesuai pasaran CPO (crude palm oil), kita beli sawit petani sudah Rp 1.820 per kg," kata Radianto, pedagang penampung sawit di Simpang Marike Kecamatan Salapian.

Untuk di kawasan Langkat Hilir seperti di Kecamatan Secanggang, Hinai dan Padang Tualang, harga sawit seperti di Langkat Hulu. "Sawit terus naik, harga pembelian ke petani sudah di atas Rp 1.800 per kg," sebut Jusran, pedagang penampung TBS di Dusun Sido Bangun Kecamatan Padang Tualang.