MEDAN - Bukan hanya beragam alasan yang terkesan mengada-ada menjadi jurus mengelak dari bonus bundling pelanggan, tetapi Telkomsel bahkan mendesak konsumennya agar melakukan pengisian pulsa. Ini terungkap saat pihak Telkomsel menghubungi Anriani, salah satu pengguna kartu Simpati yang sudah dua kali tidak mendapatkan bonus bundling dalam promo tukar tambah ponsel, Desember 2016 lalu.

Menurut Anriani, orang Telkomsel dari bagian Back Office (BO), Aber, kemarin (1/2) pukul 11.28 WIB, menggubunginya, menyarankan agar Anriani segera melakukan pengisian pulsa. Anjuran yang terkesan memaksa tersebut, dikatakan Anriani aneh.

“Aneh aja kalau orang Telkomsel suruh-suruh saya untuk isi pulsa. Apa urusannya. Apalagi terkesan memaksa begitu nyuruhnya,” ungkap Anriani.

Sebelumnya, kata Anriani, ada juga pihak Telkomsel yang menghubunginya, menanyakan apakah bonus bundling sudah diterima atau belum. Anriani yang disebut-sebut bukan white list oleh pihak Telkomsel, merasa heran atas pertanyaan pihak Telkomsel tersebut.

“Saya katakan ke orang yang menelpon, kalau menurut mereka saya bukan white list, kenapa mereka bertanya apakah saya sudah ada terima bonus bundling. Agak bingung juga saya jadinya. Apalagi orang yang menelepon saya tanggal 31 Januari itu, lantas cepat-cepat mengakhiri pembicaraan di telpon,” papar Anriani, yang masih tetap bingung dengan pertanyaan apakah sudah terima bonus bundling tersebut atau belum.

Bahkan hari berikutnya, Aber, orang Back Office (BO) Telkomsel dari Graha Merah Putih, kembali menghubungi Anriani, meminta agar Anriani segera melakukan pengisian pulsa.

Saran pengisian pulsa oleh pihak Telkomsel, menurut Aber dalam obrolan via telpon, untuk mengetahui apakah Anriani masih mendapatkan bonus bundling itu atau tidak.

“Loh, tapi kalian bilang (Telkomsel-red), saya tidak white list, kenapa kalian tanyakan itu (bonus bundling-red),” kata Anriani kepada Aber ketika itu.

Anehnya, ujar Anriani, menurut Aber, jika dilihat historis SMS promo tukar tambah ponsel dan bonus bundling yang pernah didapat, Anriani masih white list. Tentu ini sangat bertolak belakang dengan ungkapan Supervisor Pelayanan Graha Merah PutihTimbul Pangaribuan sebelumnya, yang mengatakan Anriani bukan white list.

“Bahkan pada saat itu Mas Timbul keukeuh kalau saya bukan white list, meskipun dia bilang akan dicek lagi. Ketika suami saya bertanya, di situ Mas Timbul gamang,” ungkap.

Namun, saat Anriani menegaskan, yang juga pernah ia sampaikan kepada Timbul Pangaribuan, jika dirinya yang tidak white list melakukan pengisian pulsa, kemudian masih mendapatkan bonus bundling, soal pertanggungjawaban pihak Telkomsel bagaimana.

“Sebelumnya bilang tidak white list tetapi sekarang bilang white list. Apa maksudnya. Kok sepertinya pihak Telkomsel nggak serius menyikapi masalah seperti ini. Kok Telkomsel plin plan begitu, tidak profesional,” kata Anriani.

Akhirnya, Anriani, Kamis (2/2) pukul 17.45 WIB, melakuan pengisian pulsa setelah berkali-kali pihak Telkomsel menyarankan bahkan terkesan memaksa. Benar, beberapa menit setelahnya muncul bonus bundling itu, 600 MB kuota t-sel, 100 SMS dan 100 menit telpon. Tetapi, kata Anriani, kalau memang dirinya white list, kenapa dua kali tidak menerima bonus bundling.

“Kenapa bisa begitu. Apa penyebabnya. Dari sejak awal kasus ini muncul, saya tidak pernah mendapatkan jawaban yang jelas dari pihak Telkomsel. Kenapa pihak Telkomsel tidak pernah mau mengatakan penyebab saya tidak terima bonus bundling dua kali. Padahal kesimpulan terakhir saya white list. Berarti pihak Telkomsel mempermainkan saya sebagai konsumennya. Saya merasa dibohongi,” pungkasnya.