JAKARTA - Barisan Ansor Serbaguna Nahdatul Ulama Jakarta Selatan berencana akan mendatangi Rumah Lembang, tempat yang biasa dipakai pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat untuk bertatap muka dengan warga.

Hal itu disampaikan ketua pimpinan cabang Pemuda Ansor Kota Administrasi Jakarta Selatan H. Sulton Mu'minah, Jumat (3/2/2017).

Sulton menegaskan, hal tersebut dilakukan karena hingga saat ini belum ada permohonan maaf secara terbuka yang disampaikan Basuki Tjahaja Purnama kepada Umat Islam di Indonesia khususnya kepada warga Nahdiyin.

"Melihat dan mencermati perkembangan berita dua hari ini, saudara Ahok sampai detik ini belum juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada umat Islam khususnya kepada warga Nahdiyin," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi GoNews.co, Jumat (3/2/2017).

Menurut Sulton, video permintaan maaf terdakwa kasus dugaan penodaan agama Ahok yang telah ramai beredar di media sosial itu bukanlah bentuk pernyataan maaf yang resmi.

"Video permintaan maaf saudara Ahok yang disebar melalui media sosial dan situs Youtube bagi kami bukanlah bentuk permintaan maaf, melainkan hanya Iklan belaka," kata Sulton.

Video yang tersebar itu, lanjut Yusron, dianggap sebagai akal-akalan tim pemenangan Ahok.

"Itu merupakan Akal-Akalan tim Ahok agar kami berbondong-bondong melihat dan memutar video tersebut disitus youtube sehingga ada profit yg masuk ke tim Ahok," terang Sulton.

Sulton berharap agar Ahok segera menyampaikan permohonan maaf secara terbuka melalui stasiun televisi secara live. Sulton mengingatkan, pihaknya telah menyiagakan seluruh personil Banser Jakarta Selatan untuk mendatangi Rumah Lembang.

"Kami telah menyiagakan seluruh personil Banser Jakarta Selatan, dan Siap kapanpun Geruduk Rumah Lembang, dengan satu komando terhadap Pimpinan," jelas Sulton.

Dampak Persidangan

Pernyataan yang disampaikan Sulton itu tak terlepas dari dinamika persidangan kasus dugaan penodaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang digelar pada Selasa (31/1/2017). Sidang itu menghadirka Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin.

Di dalam sidang itu, tim penasihat hukum Ahok bertanya kepada Ketua MUI Ma'ruf Amin mengenai adanya pembicaraan antara Ma'ruf dan SBY pada 6 Oktober 2017, tepatnya pada sekitar pukul 10.16 yang berkaitan dengan fatwa MUI tentang penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama. Ma'ruf, setelah tiga kali ditanyai oleh tim penasihat hukum Ahok, membantah adanya pembicaraan SBY dan dirinya terkait fatwa itu.

Ma'ruf pun dinilai tidak memberikan keterangan yang sebenarnya. Ahok bahkan sempat mengucapkan pernyataan tentang rencananya akan melaporkan saksi kepada polisi. Ahok tidak merinci, siapa saksi yang dimaksudkan Ahok untuk dilaporkan ke pihak Kepolisian. ***