YOGYAKARTA - Akhir pekan ini ada rencana liburan ke Jogjakarta? Ingin mencari sensasi penuh sentuhan budaya di Kota Budaya? Yang dijamin banyak lokasi selfie dengan berbagai background budaya, seperti Malioboro, Keraton, Benteng, Tugu, Brexi di atas Candi Ijo, sunset di Candi Ratu Boko, sunrise di Candi Roro Jonggrang Prambanan dan masih banyak heritage sites lain. Atau ingin belanja di Jogja Heboh, yang sudah dimulai sejak 1-28 Februari 2017 ini? Bagi pemburu diskon, rugi kalau melewatkan kesempatan ini. Tapi yang ingin mengunjungi Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY), bisa juga, selama seminggu full, 5 Februari - 11 Februari 2017.

Anda bisa menyaksikan dan mengabadikan keindahan suasana multikultur Jalan Ketandan, di kawasan Malioboro. "Tahun ini gelaran acaranya paling lama bila dibanding tahun-tahun sebelumnya. Silakan datang dan menikmati Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta," terang Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti yang didampingi Kepala Bidang Wisata Budaya, Wawan Gunawan, Kamis (2/2).

Akan ada banyak spot keren yang bisa dijadikan ajang selfie. Ragam kuliner dan momentum kemeriahan acaranya pun bisa ikut diabadikan ke dunia maya hingga membuat storage di box drop dan clouds Anda penuh. "Jangan lupa, hasil selfie Anda di upload ke media sosial. Silakan berbagi cerita, berbagi suka, berbagi pengalaman, dengan para netizen di seluruh dunia," sambung wanita berkerudung itu.

Menpar Arief Yahya berharap berbagai events yang digelar di Jogja-Solo-Semarang, yang biasa disebut Joglosemar itu connected satu dengan lainnya. Itu akan memudahkan para travellers untuk membuat skedul dan planning. Mana saja destinasi yang akan dikunjungi, ada atraksi apa saja, dan bagaimana mereka mengatur waktu yang terbaik. "Semakin banyak events, akan semakin hidup destinasi di Joglosemar," ungkap Arief Yahya yang Mantan Dirut PT Telkom itu.

Soal ini, Esthy cukup pede akan sukses dikunjungi wisatawan nusantara. Acara itu disetting dengan sangat serius. Kegiatan ini untuk memperingati Hari Raya Imlek dan budaya Cap Go Meh, keragaman budaya Nusantara yang bisa menjadi tontonan wisatawan. Seakan ingin menegaskan bahwa PBTY bukan hanya milik keturunan Tionghoa saja, melainkan untuk semua masyarakat Indonesia.

Lie Sioe Fen, Ketua pelaksana PBTY 2017, ikut mengamini. Dari paparannya, setiap kegiatan yang digelar selalu diisi ragam budaya dari daerah- daerah di Indonesia mulai Aceh sampai Papua. Bahkan tahun ini rencananya juga akan dimeriahkan penampilan tari-tarian dari India dan Jepang. "Satu lagi yang akan membedakan kegiatan multikultur ini, yakni parade dan karnaval yang akan disuguhkan saat pembukaan 5 Februari," ucapnya.

Karnaval akan menampilkan 6 terbaik dari Jogja Dragon Festival III. Dan semuanya akan dikolaborasikan dengan barongsai, tarian shio ayam, tari kolosal gedruk, drumband, naga batik raksasa, naga LED, naga transparan. Pesertanya? Mencapai ratusan. "Dan ratusan peserta tadi akan menampilkan kostum budaya nusantara dari 34 provinsi," paparnya.

Koordinator Pelaksana PBTU 2017 Bekti menambahkan Kampoeng Ketandan tidak akan dibiarkan sepi. Panitia telah menyiapkan banyak sekali penampilan menarik untuk menghibur para pengunjung. Antara lain kuliner nusantara, panggung utama Ketandan, panggung hiburan, lomba Hanyu Qiao 2017, lomba bahasa Mandarin dan sebagainya. "Semua akan meramaikan ajang ini," ujarnya.

Jika ingin menyaksikan budaya Jogja dari sisi yang lain, Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta akan sangat menarik. Event yang sudah berjalan sejak tahun 2006 ini digagas oleh masyarakat etnis Tionghoa yang tinggal di provinsi DIY. Acaranya dilaksanakan berdekatan dengan perayaan Imlek dan Cap Go Meh dan terpusat di Kampung Ketandan yang dikenal sebagai daerah pecinan di timur Jalan Malioboro.

Layaknya festival budaya tionghoa di tempat lain, kita akan dimanjakan oleh berbagai macam budaya oriental yang sangat kontras dengan budaya Jogja pada umumnya. Beberapa pentas seni seperti Liong, Barongsai, dan wayang bisa kita saksikan selama acara ini berlangsung, di samping banyaknya dekorasi yang unik dan jajanan khas Tiongkok yang sulit ditemukan di lain hari.

Lokasinya yang terletak di pusat kota sangat mudah digapai oleh para backpacker, sehingga kita tidak perlu merogoh kocek tambahan untuk biaya transportasi. "Tiap tahunnya even ini selalu dipadati puluhan ribu wisatawan. Silakan datang dan nikmati beragam suguhan budaya di PBTY 2017. Semoga selalu berkesan dan istimewa," sambung Bekti. ***