PALEMBANG - Bayi berbobot 5,1 kilogram dengan panjang 50 sentimeter lahir dengan cara operasi Cesar di Palembang. Anak dari pasangan Hafidz Asat (33) dan Fitrianti Anggraini (31) itu membuat perawat dan dokter yang menangani persalinan kaget bukan kepalang.

Bayi laki-laki yang diberi nama Afzam Ghifari El Hafizh Fitri ini lahir di Rumah Sakit Anak Bunda Az Zahra Palembang, Kamis (2/2) kemarin.

Kondisinya normal dan hanya dilakukan perawatan sebelum dibawa pulang orang tuanya.

Menurut ibu bayi, Fitri, awalnya dia tak menyangka anak yang dilahirkannya berukuran besar. Sebab, dari pemeriksaan dokter saat kontrol beberapa pekan sebelumnya, berat badan bayinya diperkirakan hanya 3,5 kg.

"Betul tidak disangka, tapi pas hamil memang agak berat, susah jalan, kata orang hamil saya ini memang besar," ungkap Fitri, Jumat (3/2).

Namun, Fitri mengakui kelahiran bayi berbobot besar juga dialaminya ketika melahirkan dua anaknya sebelumnya. Putra pertamanya lahir dengan bobot 4,4 kg dan anak kedua seberat 4,1 kg.

"Mungkin ini keturunan, saya lahir dulu besar badan saya, saudara-saudara saya begitu juga. Tapi anak ketiga saya ini luar biasa badannya, perawat sama dokter saja kaget, terpengaruh begitu," ujar wanita yang bekerja sebagai apoteker di salah satu rumah sakit di Musi Banyuasin itu.

Ayah bayi, Hafidz Asat mengatakan, perawat dan dokter memutuskan persalinan melalui operasi Cesar karena tidak memungkinkan lahir normal. Hal itu juga terjadi saat istrinya melahirkan dua anak sebelumnya.

"Tadinya diminta lahiran minggu kemarin, tapi kami mau cocokkan dengan tanggal lahir kakak-kakaknya, memang Cesar," kata Asat.

Sementara itu, dr HM Zailani, yang menangani kelahiran bayi itu mengatakan, bobot bayi baru lahir di atas 5 kg sangat jarang terjadi. Rata-rata kelahiran bayi di Indonesia berkisar 2,5 kg sampai 3 kg.

"Sangat jarang terjadi seperti itu, biasanya 3 kilogram, itu sudah normal. Indonesia ini masuk dalam ras Mongoloid," terangnya.

Menurut dia, bayi lahir dengan bobot besar disebabkan tiga faktor. Yakni faktor ras atau keturunan, kesehatan ibu hamil, dan unsur karbohidrat dalam tubuh bayi dan ibu. Ibu bayi itu diketahui mengidap diabetes sehingga membuat ukuran bayinya tidak normal.

"Bayi ini nantinya dikontrol kontinyu dalam program seribu hari pertama, ini penting untuk menjaga kesehatan dan bobotnya," pungkasnya. (mdk)