MEDAN - Program USAID PRIORITAS terus mendukung Pemerintah Provinsi Sumatera (Pemprovsu) menyediakan layanan pendidikan bermutu. Selama 2013-2016, program ini telah melatih lebih dari 23 ribu orang pendidik.

Sekitar 17 ribu orang lebih, dilatih menerapkan pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah (MBS). Sedangkan 6 ribu sisanya dilatih menggunakan Buku Bacaan Berjenjang.

”Kami menghibahkan 1,2 juta Buku Bacaan Berjenjang  untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa sekolah dasar di Sumut. Buku-buku ini telah kami distribusikan kepada 1,710 SD/MI,” terang Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan saat menyampaikan Laporan Kinerja Program Tahun 2016 di Kantor Gubernur Sumatera Utara.

Agus Marwan mengatakan lebih lanjut, pihaknya juga mendukung gerakan literasi sekolah (GLS) yang dicanangkan pemerintah pusat. Dukungan itu diwujudkan melalui pelatihan pengembangan budaya baca, hibah buku dan advokasi. Sudah empat daerah yang mendeklarasikan diri sebagai kabupaten/kota literasi.

”Keempat daerah itu adalah Labuhanbatu, Serdang Bedagai, Binjai dan Tebing Tinggi. Kami berharap April tahun ini, Sumatera Utara bisa mendeklarasikan diri sebagai provinsi literasi keempat di Indonesia,” tambahnya.

Selain pelatihan, USAID PRIORITAS juga membantu daerah mendesain rencana strategis (renstra) pendidikan. Tujuannya agar daerah memiliki program pendidikan unggulan seperti peningkatan mutu guru, pembelajaran aktif, MBS, penataan dan pemerataan guru, pengembangan keprofesian berkelanjutan, pendidikan Inklusif dan budaya baca.

“Hasilnya 15 daerah mitra kami telah menetapkan pagu anggaran APBD sebesar Rp. 270 miliar untuk mengimplementasikan program unggulan ini selama lima tahun kedepan. Kami sangat yakin pendidikan Sumut akan semakin berkualitas dengan implementasi renstra pendidikan ini,” tukas Agus.

Risno Moriana Simanullang, guru kelas 3 di SDN 173425, Doloksanggul , Humbang Hasundutan (Humbahas) mengakui manfaat pelatihan yang diterima dari USAID PRIORITAS. Setelah dilatih menggunakan Buku Bacaan Berjenjang, Ia bisa menggunakan teknik yang tepat agar siswa memahami isi buku bacaan. Bahkan siswanya kini telah berani memberi komentar atas isi buku yang dibacanya.

”Sebelumnya siswa kurang tertarik membaca buku. Jika diajak membaca, mereka hanya sekadar mengikuti arahan guru. Siswa lebih banyak diam. Tetapi setelah memakai Buku Bacaan Berjenjang, antusiasme siswa membaca sangat bagus,” terangnya.