MEDAN - Sri, istri eksekutor penembak Indra Gunawan alias Kuna, Putra alias Awaluddin tengah hamil sembilan bulan. Saat ini, Sri tinggal menunggu hari kelahiran anak ketiganya.

Putra adalah satu dari delapan orang, yang diduga terlibat pembunuhan pemilik Toko Kuna Air Rifle and Air Softgun, Kuna, pada 18 Januari 2017.

Ia disebut-sebut sebagai eksekutor atau penembak Kuna di depan tokonya di Jalan Ahmad Yani, Medan Kesawan. Putra dan keluarganya, sudah enam bulan mengontrak di Perumahan Sri Gunting Blok 18, Desa Seiberas Sekata, Sunggal.

Sebelumnya, mereka tinggal di Jalan Elang, Lorong Merpati, Kota Banda Aceh. Informasi yang dihimpun, Putra merupakan mantan prajurit TNI AD berpangkat Praka. Putra disersi pada April 2016, lantaran punya masalah di kesatuan.

"Istrinya hamil tua, tinggal menunggu hari melahirkan. Sehingga kami semua di sini kaget dan tidak menduga Putra menembak orang. Selama tinggal di sini, mereka bagus bertetangga. Semoga kuatlah Sri hadapi cobaan ini," ujar Mamak Rahma (38) tetangga depan rumah Putra.

Ia menceritakan, Putra baru enam bulan tinggal di perumahan Sri Gunting. Tapi, para tetangga tidak mengetahui secara pasti pekerjaan Putra. Apalagi, selama tinggal di Sunggal, Putra kerap pergi tengah malam.

Namun, pada Agustus 2016, Putra bekerja sebagai tukang potong bebek di Pasar Kampunglalang. Tapi, ia tidak lama bekerja sebagai tukang potong bebek, karena dapat tawaran jaga malam.

"Cuma jaga malam di perusahaan apa ataupun rumah siapa, kami tidak tahu. Dia sering keluar malam, jadi kalau selalu di bilang jaga malam," katanya. Para tetangga terpanggil untuk menguatkan Sri, lantaran dua anak yang masih kecil. Anak pertamanya masih duduk di bangku kelas IV Sekolah Dasar (SD).

Sedangkan, anak keduanya masih berumur empat tahun. Bahkan, Sri tengah menanti kelahiran anak ketiga. Pasangan suami istri tersebut sangat bagus bertetangga. Sebelum berbincang dengan warga, menilik rumah kontrakan Putra. Dua pekerja terlihat sedang membangun teras rumah kontrakan dua kamar itu.

Tidak ada lagi perabot rumah tangga di dalam rumah. Artinya, rumah sudah dalam keadaan kosong. Apalagi, usai penembakan, polisi memeriksa rumah tersebut. "Sri, kasihan sekali. Mereka tidak punya apa-apa. Rumahnya saja tidak ada isinya, cuma pakaian aja. Jadi, mereka tidak punya televisi sehingga anaknya selalu nonton televisi di sini (rumah Mamah Rahma)," ujar Mamak Rahma.

Beberapa jam sebelum Putra tertembak, katanya, Putra masih mengobrol dengan tetangga. Namun, Minggu (22/1/2017) sekitar pukul 08.00 WIB, Putra izin untuk bertemu temannya. Ia berjalan kaki ke depan untuk naik angkutan umum.

Pada Selasa (24/1/2017) pagi, adek Putra datang dari Aceh. Awalnya, adek kandung Putra itu tidak mengabarkan abangnya meninggal dunia ditembak polisi di Jalan TB Simatupang. Ia, beralasan ingin membawa keluarga jalan-jalan.

"Keluarga juga beralasan pengin belikan alat kelengkapan bayi. Jadi, ia mengajak Sri masuk ke mobil. Tapi, Sri penasaran, dan rupanya keluarga menuju RS Bhayangkara, Medan," katanya.

Selama berada di Rumah Sakit Bhayangkara, Sri histeris, air matanya terus meleleh. Karena itu, tetangga yang mendampingi menguatkannya agar tidak pingsan. Apalagi, Sri tengah hamil tua.

Jenazah Putra tidak dibawa ke rumah kontrakannya di Sunggal. Keluarga langsung membawa jenazah Putra ke Banda Aceh. Jenazah dibawa keluarga dari RS Byangkara, Selasa pukul 22.00 WIB dan tiba di Banda Aceh, Rabu sekitar pukul 09.00 WIB.