QUEBEC - Polisi wilayah Quebec, Kanada mengatakan, enam orang meninggal dan delapan orang terluka setelah terjadi penembakan di dalam masjid saat umat Muslim sedang beribadah pada sore hari, Ahad (29/1). Teroris itu menembak mereka dengan keji.

Sûreté du Québec Sgt. Christine Coulombe mengatakan, para korban berusia antara 35 sampai 70 tahun. "Beberapa dalam kondisi yang sangat kritis," katanya seperti dilansir CBC, Senin, (30/1). Sebanyak 39 orang melarikan diri dari Pusat Kebudayaan Islam Quebec di Sainte-Foy tanpa terluka.

Perdana Menteri Quebec Philippe Couillard mengatakan, penembakan di dalam masjid merupakan aksi terorisme.

"Ini adalah pembunuhan yang ditujukan pada komunitas tertentu secara spesifik. Saya kira, ujar dia, tak hanya komunitas Quebec yang berpikir seperti ini. Di manapun di dunia juga akan menyatakan hal yang sama," ujarnya.

Selama ini Quebec menolak aksi-aksi barbar. Ia juga menunjukkan solidaristas kepada keluarga korban.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengecam keras penembakan terhadap umat Muslim di dalam masjid dan menyebutnya sebagai aksi teroris. "Ini merupakan serangan teroris di pusat ibadah," katanya.

Muslim Kanada, ujar Trudeau, merupakan bagian dari bangsa kita. Mereka sangat penting. Kata dia, aksi terorisme yang ditujukan kepada Muslim tak bisa diterima di dalam komunitas, kota-kota, dan negara.

Polisi Kota Quebec Étienne Doyon mengatakan, kebanyakan laki-laki berada di masjid berkumpul saat penembakan terjadi sebelum pukul 20.00 waktu setempat. Saat dilakukan penembakan, laki-laki sedang shalat di lantai bawah. Sedangkan wanita dan anak-anak berada di lantai atas.

Dua tersangka telah ditangkap. Salah satunya ditangkap setelah pengejaran berakhir di dekat l'île d'Orléans.

Pada pukul 10:40 malam, ujar polisi tersebut, situasi telah diamankan. Gedung telah aman dan anggota di dalam masjid telah dievakuasi. Saat ini polisi Quebec bekerjasama dengab RCMP dan polisi provinsi.

Seorang saksi mata mengatakan, dua pelaku penembakan masuk ke dalam masjid dengan muka ditutupi topeng. "Mereka berbicara dengan aksen Quebec. Lalu menembaki orang-orang yang sedang shalat. Sebuah peluru melewati kepala saya," katanya. Para korban ada yang anak-anak. Seorang anak usia tiga tahun bersama ayahnya.(rol)