JAMBI - Sebanyak 404 warga Suku Anak Dalam (SAD) yang berasal dari Bukit 12 Provinsi Jambi berkeinginan memeluk agama Islam. Keinginan mereka tersebut disampaikan kepada Yayasan Agrapana Bumi Indonesia (YABI) yang bergerak di bidang lingkungan hidup.

Niat baik ratusan waga SAD tersebut lalu dibicarakan oleh pihak YABI bersama FPI serta Tokoh Agama Kota Jambi sehingga akhirnya disampaikan kepada Walikota Jambi Syarif Fasha.

Syarif Fasha mendengar hal tersebut menyambut baik keinginan mulia warga SAD. Secara pribadi Sy Fasha mengajak TNI, Polri, FPI, YABI dan tokoh-tokoh di Kota Jambi untuk membentuk tim.

Dari situlah awalanya proses pengikraran dua kalimat syahadat ratusan warga SAD di Balai Adat Kota Jambi kemarin.

Prosesi tersebut berlangsung di balai adat Kota Jambi yang juga dihadiri oleh Syech Ali Jaber dan Ketua Umum FPI Pusat KH Ahmad Shobri Lubis, LC.

Ratusan warga SAD datang ke balai adat Kota Jambi sekitar pukul 09.00 wib. Mereka datang dengan pakai rapi, baju putih, kopiah putih, dan perempuan mengenakan mukenah. Kedatangan mereka disambut dengan kompangan.

Warga SAD memang sudah dua malam yang lalu berada di Jambi, dijemput oleh tim yang sudah dibentuk dari Kota Jambi dan difasilitasi menginap di asrama haji.

Para warga SAD, satu per satu akhirnya dituntun untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

Becayo menjadi SAD yang pertama mengucapkan dua kalimat syahadat yang dituntun langsung oleh Walikota Jambi Sy Fasha.

Sempat diulang dua kali, namun akhirnya dengan napas lega Becayo sukses mengucapkan syahadatain. Dengan menjadi uamat Islam, nama Becayo pun langsung diganti menjadi Muhammad Nur yang artinyanya cahaya Nabi Muhammad.

Saat detik-detik mengucapkan ikrar dua Kalimah syahadat tersebut Becayo mengaku sempat merasa cemas dan gemetaran. Namun setalah ikrar berlangsung sukses, ayah 5 anak tersebut mengaku lega dan menjadi merinding.

“Ado raso cemas, gemetar. Setelah mengucapkan itu merinding,” Kata Becayo dengan nada khas warga SAD.

Seperti diberitakan Jambi Ekspres, Becayo mengaku, untuk memeluk agama Islam memang sudah menjadi keinginannya sejak lama.

Selain itu ia mengaku memikirkan kepentingan sang anak. Sebab mereka sadar, jika anak-anaknya hendak bersekolah, harus mempunyai data administrasi kependudukan yang jelas.

“Kami mohon kepada Pak Rajo Fasha, supayo keluaga kami yang masih di dalam bisa masuk Islam,” katanya.

“Anak bini sayo masih di dalam, belum bisa keluar karena hujan,” akunya.

Usai proses ikrar dua kalimat syahadat tersebut, ratusan warga SAD lalu melakukan mandi, dan setelah itu sebagian dari mereka langsung melakukan khitanan. “Kami siap disunat. Dak takut dak,” kata Muhammad Nur.

Sementara, Kepala Suku atau Temenggung Desa Bukit 12, Muhamad Yusuf menyebutkan bahwa ratusan warga Suku Anak Dalam (SAD) itu untuk menganut agama Islam bukan karena paksaan, melainkan dari niat mereka sendiri.

Permintaan ingin menganut agama Islam itu dikarenakan saat ini mereka harus memiliki legalitas yang jelas, serta kepercayaan yang benar.

"Bukan karena paksaan, apalagi anak-anak kami juga ingin bersekolah, kami sebagai anak rimba butuh legalitas yang jelas dan agama yang jelas,” kata M Yusuf.

"Jadi YABI dan FPI itu cuman membantu membawa kami kepada bapak Rajo Fasha Kami ini," sebutnya.

Mereka melakukan prosesi masuk Islam ke Kota Jambi, kata Yusuf, karena proses yang memang mentakdirkan demikian. “Memang jodohnyo kesini,” sebutanya

Ia menyampaikan bahwa memilih memeluk Islam karena agama Islam sejuk, indah dan membawa kedamaian serta ketentraman.

"Kami selama ini tidak memiliki ajaran agama, jadi kami merasa agama Islam membawa kesejukan bagi kami. Beda sewaktu kami tidak memiliki agama, apalagi saya ini lebih dulu dari warga saya yang lainnya," sebutnya.

Kedepan kata Yusuf, setelah ratusan warganya yang sudah menganut agama Islam, maka dirinya bertanggung jawab, agar agama islam ini merupakan agama mereka selamanya.

Walikota Jambi Syarif Fasha mengatakan, bahwa awalnya yang hendak datang ke Kota Jambi dan menemeluk agama Islam ada sebanyak 404, namun dengan beberapa kendala akhirnya yang bisa mengucapkan ikrar dua kalimah syahadat di Balai adat Kota Jambi ada 181 orang.

“Sebagian dari mereka tidak bisa keluar, karena kondisi alam hujan, jadi tidak bisa keluar,” kata Fasha.

Fasha juga mengungkapakan, membawa ratusan warga SAD untuk memeluk agama Islam tersebut bukan tidak mengalami rintangan.

Pasalnya kata Fasha, ada juga sebagian warga SAD yang dipengaruhi oleh oknum tertentu, sehingga tidak jadi memeluk agama Islam.

"Memang ada halangan-halangan di sana, kita tidak tahu siapa oknum itu. Saya mendapatkan laporan, katanya ada dari mereka (SAD) yang sudah mau berangkat tiba-tiba tidak jadi, dikarenakan adanya oknum-oknum yang mengiming-imingi mereka, agar siapa yang membatalkan berangkat ke Kota Jambi akan diberikan uang senilai Rp 2,5 juta," ungkap Fasha.

Selain diimingi uang, kata Fasha, warga SAD juga sempat di takut-takuti, jika mereka berangkat ke Kota Jambi maka akan terpisah dari keluarga.

"Disebut-sebut akan dipisahkan dengan keluarga mereka," jelasnya.

Lebih lanjut Fasha mengungkapakan, akan menurunkan tim ke lapangan, karena di desa tempat SAD tersebut tinggal akan dibangun tempat ibadah.

“Akan kita bangunkan masjid juga nanti. Kita juga akan minta anak-anak mereka yang bersedia untuk dimasukkan ke pesanteren, agar nanti setelah paham ajaran agama bisa membimbing saudaranya yang lain,” sebutnya.

Selain itu kata Fasha, pihaknya juga akan mengirimkan dua orang guru agama untuk mengabdi di sana selama 6 bulan. Untuk biaya akomodasi dan biaya selama di sana akan ditanggung dirinya.

“Akan saya cari dua orang yang harus menetap di sana. Nanti setelah 6 bulan akan saya umrohkan tenaga pengajar tersebut. Mereka hanya mengajarkan adab, dan hal-hal mendasar tentang agama Islam,” ujarnya.

Fasha mengungkapakan, kegiatan tersebut tidak sedikitpun menganggu uang Pemerintah. Karena berjalannya kegiatan tersebut dibiayai dari dana pribadinya dan para dermawan Kota Jambi seata pengusaha Islam di Kota Jambi.

“Mereka sangat menyambut baik kegiatan mulia ini. Kita bisa mengumpulkan Rp 350 juta dalam tiga hari,” sebutnya. (Muhammad Hafizh Alatas/jambi ekspres/jpnn.com)