JAKARTA - Politisi Senior Partai Golkar, Priyo Budi Santoso mengatakan bahwa dirinya setuju jika Presidential Threshold dihapuskan saja terutama pada pemilu 2019 nanti. "Secara personal saya mengusulkan, atas nama kebersamaan, Presidential Threshold yang diusulkan dihapus itu bisa diterima," kata Priyo di DPR RI, Senin, (30/1/2017).

Putusan pribadi tersebut, menurut Priyo, bukan tanpa pertimbangan maupun perhitungan yang mendasar. Menurutnya pula, republik ini membutuhkan jalan keluar terbaik agar pembangunan dapat dilaksanakan lebih baik lagi kedepannya.

"Sebagai solusi untuk kebersamaan. Apalagi dengan keputusan MK beberapa waktu lalu. Jika dipaksakan dengan Presidential Threshold tertentu apalagi tinggi, saya mengkalkulasi akan digugurkan oleh MK. Ini pandangan saya pribadi," lanjut Priyo.

Dalam kesempatan itu Priyo juga mengatakan bahwa, kalaupun Presidential Threshold ditingkatkan dan berhasil, maka bukan tidak mungkin hanya dua pasangan calon yang akan bertarung nantinya.

"Kalaupun Presidential Threshold didorong tinggi dan sukses, nanti yang saya khawatirkn satu hal Presidential Threshold tinggi berujung pada dua orang tokoh saja, Akan berulang Pak Jokowi dan Prabowo," sambung Priyo.

Masih kata Priyo, rakyat republik ini akan semakin beruntung jika dalam pemilihan presiden terdapat lebih dari dua calon pasangan. Sebab, semakin banyak calon tentu rakyat memiliki kesempatan untuk memilih sesuai harapannya masing-masing.

"Kalau tinggi Presidential Threshold, maka tokoh-tokoh lain pasti akan tereliminasi. Saya usulkan ini, kalau head to head akan menimbulkan gesekan yang cukup tinggi, ini persoalan," jelas Priyo.

Priyo juga mengaku akan segera menyampaikan pendapat pribadinya itu kepada DPP Partai Golkar agar mendapat respon dari institusi politik tersebut. "Dalam kesempatan nanti akan saya sampaikan pendapat ini," ujar Priyo. ***