MEDAN - Stasiun bertema heritage di Binjai akan jadi salah satu ikon di Sumatera Utara (Sumut). Hal itu disampaikan Vice President PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumatera Utara (KAI Divre I Sumut), Mateta Rijalulhaq dalam siaran persnya di Lantai II, Ruang Dolok Martimbang, Kantor PT KAI DivreI Sumut, Jalan Prof HM Yamin SH Nomor 74, Kelurahan Buntu, Kecamatan Medan Timur.

"Saat ini kita punya beberapa program pembangunan. Termasuk pembangunan Stasiun kota Binjai yang akan menjadi salah satu icon. Kita tahu stasiun itu punya nilai heritage (situs peninggalan/kuno)," kata Mateta kepada Gosumut, Senin (16/1/2017) hari ini.

Namun, dijelaskannya, popularitas stasiun itu tidak akan ada artinya jika layanan transportasi yang melewati jalur itu tidak lancar. Karenanya, PT KAI saat ini sedang menyelesaikan proyek pembangunan double track (jalur ganda) yang diprediksi rampung tahun ini.

"Di Medan sendiri, sedang dibangun dua track, dan nanti akan dibangun empat track menuju Kualanamu," jelas Mateta.

Selain itu, Mateta menambahkan, pihaknya berencana akan melanjutkan mega-proyek penyatuan jalur Sumut-Aceh.

"Kedepan kita akan sambung relnya ke Aceh," sambung Mateta.

Meski begitu, pihaknya mengimbau, masyarakat yang saat ini tinggal berdekatan di beberapa titik sepanjang rel agar bersegera pindah guna mempercepat proses pembangunan. Tidak hanya itu, pihaknya juga mengeluhkan kejahilan masyarakat sekitar yang kerab melempari kereta saat tengah melintas. Sehubungan itu, ia meminta agar aparat pemerintah lebih disiagakan untuk mendisiplinkan.

"Namun hambatannya cukup sulit. Jalur yang tidak steril. Itu berupa lahan yang diduduki masyarakat. Padahal, tanah itu milik pemerintah yang diperuntukkan kepada PT KAI. Karena itu kami telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk menindak tegas. Sebab, kami sudah cukup bersabar, karena program pembangunan oleh Dirjen Perkeretaapian itu sudah terlambat satu tahun," keluhnya.